by Mariyana Ricky P.d - Espos.id Solopos - Selasa, 2 Februari 2021 - 18:18 WIB
Esposin, SOLO -- Penelitian dua mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengungkapkan adanya pencemaran mikroplastik dan logam berat di Sungai Bengawan Solo.
Kelimpahan mikroplastik Bengawan Solo terdapat di segmen Hulu yakni Sungai Samin, Sungai Tempuran Jebres, sungai perbatasan Sukoharjo, dan dua titik pada outlet Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Dari titik itu ditemukan kelimpahan mikroplastik 51 partikel per 100 liter.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah Indonesia Ecoton, Prigi Arisandi, menyebut temuan tersebut menunjukkan tidak adanya keseriusan Pemprov Jateng. Khususnya dalam pengendalian pencemaran Bengawan Solo.
Baca Juga: Beda Sikap, Aktivis 98 Solo Ini Minta Polri Tetapkan Abu Janda Sebagai Tersangka
Baca Juga: Beda Sikap, Aktivis 98 Solo Ini Minta Polri Tetapkan Abu Janda Sebagai Tersangka
Pemprov melalui Gubernur Ganjar sudah berjanji memberi tenggat waktu hingga Desember 2020 kepada industri untuk mengoptimalkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Namun kenyataannya, Sungai Bengawan Solo makin tercemar dengan logam berat.
Ganjar dinilai lalai terhadap pengendalian pencemaran sungai. “Kami mendesak Pemprov dan pusat melakukan pemulihan dan upaya penertiban pelaku pencemaran Sungai Bengawan Solo,” katanya melalui Whatsapp kepada Esposin, Selasa (2/2/2021).
Baca Juga: Sempat Enggak Percaya, Warga Sragen Menang Undian Rp80 Juta Dari Telkom
“Kami juga ingin ada upaya litigasi menggugat Gubernur Ganjar yang lalai terhadap pengendalian pencemaran di Sungai Bengawan,” jelas Prigi.
Sebelumnya, hasil penelitian mahasiswa semester V Biologi UNS Solo, Muhammad Yusron dan Muhammad Asroul Jaza, menemukan Sungai Samin tercemar logam berat. Antara lain ada khrom, kadmium, dan timbal. Juga senyawa kimia berbahaya khlorin dan nitrit.
Baca Juga: Bahaya! Sungai Bengawan Solo Tercemar Mikroplastik dan Logam Berat, Dari Mana Asalnya?
“Kondisi ini sangat mengancam perikanan Bengawan Solo. Khususnya Jawa Timur yang banyak menggunakan air sungai itu untuk budidaya tambak,” kata Yusron kepada Esposin, Senin (1/2/2021).
Selain mengancam perikanan, pencemaran juga berdampak pada kesehatan manusia. Karena sifat mikroplastik mempunyai ikatan terbuka sehingga akan mudah mengikat logam berat.
Mikroplastik di Sungai Bengawan Solo berfungsi mengangkut logam berat ke dalam sistem metabolisme biota air yang akhirnya dikonsumsi manusia.