Langganan

Elemen masyarakat pertanyakan penghentian penjualan nasi murah GKJ Manahan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Senin, 31 Agustus 2009 - 17:27 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Solo (Espos)--Sejumlah elemen masyarakat melakukan audiensi dengan pihak kepolisian di Mapoltabes Solo soal program penjualan paket nasi murah senilai Rp 500 oleh Gereja Kristen Jawa (GKJ) Manahan, Senin (31/8).

Perwakilan dari berbagai elemen masyarakat tersebut ditemui oleh Wakapoltabes Solo AKBP A Marhaendra dan Kasatintelkam Kompol Jaka Wibawa. Dalam pertemuan tersebut, berbagai elemen masyarakat tersebut mempertanyakan mengenai penghentian penjualan nasi murah.

Advertisement

Menurut Zainal Abidin dari LSM Insan Mas, penjualan nasi murah tersebut telah berlangsung sejak 13 tahun yang lalu.

"Namun mengapa Jumat kemarin dihentikan. Padahal ini semua merupakan jalur kerukunan antarumat beragama," jelas Zainal saat audiensi.

Dia mengatakan, berhentinya penjualan nasi murah tersebut sempat disayangkan oleh sebagian masyarakat. Sedangkan Pendeta Retno Ratih mengungkapkan, selama ini masyarakat yang memanfaatkan penujualan nasi murah terus mengalami peningkatan.

Advertisement

"Karena terus naik akhirnya dilakukan di gedung. Namun, itu tidak di gereja, tapi di ruang serba guna. Dan tidak ada perrekrutan keagamaan," ujar Retno.

Menanggapi hal tersebut, Kasatintelkam Kompol Jaka Wibawa menegaskan, aparat kepolisian tidak menghentikan karena sebatas pada imbauan. Dia menyatakan, imbauan tersebut disampaikan karena kepolisian mendapatkan surat tembusan dari kelompok tertentu yang keberatan dengan adanya kegiatan tersebut.

Jaka menegaskan, untuk menjaga kondisivitas Solo juga harus dipertimbangkan soal lokasi kegiatan tersebut.

Advertisement

"Tidak menghentikan, namun untuk menjaga kondisivitas alangkah baiknya juga dipertimbangkan soal teknis, seperti tempat kegiatan," papar Jaka.

Sementara itu, Wakapoltabes Solo AKBP A Marhaendra menegaskan, kegiatan tersebut dapat terus dijalankan namun masalah tempat juga harus dipertimbangankan. Dia berharap, jangan sampai masalah tersebut dimanfaatkan dan digunakan untuk memecah belah masyarakat. dni

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif