by Wahyu Prakoso - Espos.id Solopos - Minggu, 14 Maret 2021 - 03:00 WIB
Esposin, SOLO — Kelompok penyandang disabilitas di Kota Solo terdampak pandemi Covid-19. Komunitas penyandang terbatasnya kemampuan mental dan fisik seseorang itu membangun kelompok usaha bersama demi menambah pendapatan atau bertahan pada masa pagebluk yang menyebabkan buruknya perekonomian.
Ketua Komunitas Self Help Group (SHG), Didit, menjelaskan pendapatan sekitar 25 orang anggota berkurang selama pandemi Covid-19. Mayoritas anggota bekerja pada sektor informal, antara lain dengan merintis usaha kerajinan shuttlecock alias kok, makanan ringan, dan kerajinan tangan.
“Saya sendiri memproduksi shuttlecock. Selama pandemi ini pendapatan turun karena sulit mendapatkan bahan baku. Pengusaha besar bisa menyetok bahan baku dan memilih bahan terbaik. Kami kesulitan dan mendapatkan sisanya,” kata dia saat dijumpai di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), Jl. Slamet Riyadi No.364, Solo, Minggu (7/3/2021).
Baca Juga: Partai Demokrat Jateng Utuh Tolak Hasil KLB
Baca Juga: Partai Demokrat Jateng Utuh Tolak Hasil KLB
Menurut dia, kelompok disabilitas berusaha bertahan dengan mencari penghasilan baru, antara lain menjual pulsa dan mengikuti pelatihan menjahit. Sejumlah anggota yang tergabung komunitas telah rampung mengikuti pelatihan menjahit bersama Daarut Tauhiid (DT) Peduli sejak Desember 2020.
“Kami mendapatkan mesin jahit. Nanti akan kami kembangkan usaha di rumah. Kami bisa mengembangkan produk gamis, masker, celana. Kami juga akan bentuk kelompok usaha bersama,” paparnya.
Baca Juga: Waspada, 12 Zodiak Kerap Keliru Asuh Anak!
Angka tersebut mengalami sedikit penurunan dibandingkan TPAK penyandang disabilitas pada tahun 2016 yang mencapai 48 persen. Angka yang turun atau kelompok disabilitas tidak berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja karena kurangnya ketersediaan lapangan kerja yang layak.
Dukungan dari tempat kerja seperti kebutuhan pelatihan dan akomodasi yang spesifik akan mendorong penyandang disabilitas untuk terjun ke dalam angkatan kerja.
Baca Juga: Peluang Bisnis Tanaman Hias di Mal Terbuka
Satgas Pemberdayaan DT Peduli Solo, Windari Kurnia Handayani, menjelaskan lembaganya memilih pemberdayaan disabilitas karena semua semua anggota SHG paling terdampak ekonomi akibat Covid-19. DT Peduli akan memasarkan produk kelompok disabilitas melalui jaringan sukarelawan serta para donatur.
“Guru kami, AA Gym memiliki adik seorang difabel yang terbatas sekali di lingkungannya. Beliau mensyiarkan kepada kami para santri untuk tidak membedakan difabel sampai akhirnya membuat program bagi difabel,” paparnya.
Menurut dia, karya disbilitas memiliki kualitas yang sama dengan orang nondisabilitas. Sebagian karya busana para penerima manfaat dipamarkan dengan menggelar fesyen show kemarin siang.
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos