by Chelin Indra Sushmita - Espos.id Solopos - Senin, 4 Juli 2022 - 11:36 WIB
Esposin, SUKOHARJO — Bus legend di Sukoharjo, Jawa Tengah yang dikenal dengan istilah bus perintis adalah moda transportasi andalan anak sekolah zaman dulu. Deretan bus perintis bernama Damar Sasongko, Sunar Adi, Setia Rini, Wahyu, hingga NU-SA, selalu setia menemani masa kecil anak-anak pada periode 1990-2000 an.
Setiap pagi, bus-bus tersebut selalu berlomba-lomba menjadi yang tercepat mengangkut penumpang. Para penumpang itu kebanyakan adalah siswa sekolah dari jenjang SMP maupun SMA.
Damar Sasongko adalah nama bus peritis yang kali pertama membuka trayek Solo-Sukoharjo-Klerong, yaitu persimpangan arah Jatipuro, Wonogiri, Sukoharjo, dan Karanganyar.
Pemilik channel Youtube Djody Why dalam video yang diunggah pada Februari 2020 lalu menyebut bus legend itu mulai mengaspal jalanan Sukoharjo sekitar tahun 1992.
Pemilik channel Youtube Djody Why dalam video yang diunggah pada Februari 2020 lalu menyebut bus legend itu mulai mengaspal jalanan Sukoharjo sekitar tahun 1992.
Kala itu ada enam bus, yang kemudian pada tahun 1995 jumlahnya bertambah menjadi delapan. Pada tahun 2000-an, jumlah penumpang bus legendaris ini mulai menurun karena kemudahan kredit sepeda motor.
Baca juga: Sukoharjo Tak Ada Bus Bumel, Tapi Punya 18 Bus Patas
Bus Damar Sasongko juga merupakan angkutan umum pertama di Kecamatan Jatipuro. Sebelumnya masyarakat seperti terisolasi dan setelah adanya Bus Damar Sasongko ini masyarakat bisa berpergian ke kota.
Namun saat ini Sang Perintis perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Kondisinya saat ini seperti hidup segan, mati tak mau.
Salah satu sopir bus legend Damar Sasongko yang melayani jalur perintis Solo-Sukoharjo, Purnomo, 40, mengatakan penumpangnya berkisar dalam kelompok usia 30 tahun ke atas.
“Yang naik itu rata-rata 30-an, 30-an ke atas, mereka yang sudah dari muda sering wira-wiri [Solo-Sukoharjo],” ucapnya saat ditemui Esposin, Jumat (24/6/2022).
Baca juga: Sang Legenda! Naik Damar Sasongko Solo-Sukoharjo Serasa Bus Perang
Purnomo merasakan penurunan jumlah penumpang yang drastis semenjak anak sekolah sudah bisa membawa kendaraan dan perkembangan teknologi yang kian canggih.
“Yang paling kerasa itu anak sekolah, wah dulu itu sampai penuh, rombongan banyak dari SMA sini SMP sana, lama-lama udah naik kendaraaan sendiri, naik ojek online,” sambung dia.
Menurunnya jumlah penumpang, kata Purnomo, membuat sejumlah bus Solo-Sukoharjo terpaksa tidak beroperasi. Bahkan, sopir-sopir bus yang dulu mengemudi, kini banting setir menjadi pedagang hingga kuli bangunan.
Baca juga: Nostalgia Naik 7 Bus Legend Rute Solo-Sukoharjo, Sensasinya Hmm Mantap
Meski demikian, masih ada segelintir orang yang menggantungkan hidup dari bus legend rute Solo-Sukoharjo itu. Kepala Urusan Lalu Lintas Terminal Tirtonadi, Sunardi, menyebutkan bus perintis jurusan Solo-Sukoharjo melayani trayek Solo-Semanggi-Grogol-Sukoharjo-Songgorunggi-Mento-Klerong-Jatipuro, dan sekitarnya.
“Sekarang yang jalan hanya satu, dua, paling banyak ya empat bus [tiap PO],” ucap Sunardi kepada Esposin, Senin (27/6/2022).
Sunardi menyebutkan tujuh PO itu yakni Adi Katon (1 bus), Sunar Adi (1 bus), Setia Rini (1 bus), Nusa (1 bus), Putra Mulya (2 bus), Bekonang Putra (1 bus), dan Damar Sasongko (4 bus). Tujuh perusahaan itu melayani jurusan Solo-Sukoharjo pulang-pergi.