Langganan

Duh, 50 % Angkuta di Solo Tak Layak Operasi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Indah Septiyaning W Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Senin, 17 Juni 2013 - 16:39 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

SOLO -- Seratusan atau 50% armada angkutan kota (angkot) di Solo kondisinya tidak layak beroperasi. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) segera melakukan penataan angkot tersebut.

Demikian disampaikan Kabid Angkutan Dishubkominfo Sri Indarjo ketika dijumpai wartawan, Senin (17/6/2013). Indarjo menyebutkan total angkuta  tercatat ada 214 armada yang beroperasi di 10 trayek. Selama puluhan tahun beroperasi, kondisi fisik angkuta mengalami penurunan performa.

Advertisement

“50% angkot sudah butuh peremajaan. Rata-rata sudah puluhan tahun beroperasi dan kondisinya layak dikandangkan,” katanya.

Menurutnya, keberadaan angkuta kini mulai tergeser oleh banyaknya kendaraan pribadi. Laju pertumbuhan kendaraan pribadi melonjak tajam. Dikatakannya, perlu pembenahan secara menyeluruh jika angkuta ingin bertahan lebih lama. Salah satunya dengan melakukan peremajaan armada.

“Usia angkot sudah 10 tahun lebih. Memang, peremajaan membutuhkan ongkos mahal. Namun ini lebih baik daripada selalu membetulkan kerusakan yang berbiaya jauh lebih mahal,” terangnya.

Advertisement

Indarjo mengatakan akan menyupayakan suntikan modal dari perbankan. Pendampingan dari Pemkot juga menjadi konsekuensi logis untuk menyelamatkan moda transportasi massal ini dari ancaman kolaps.

“Kami sudah melakukan pendekatan kepada pihak perbankan, sehingga pengusaha tidak kesulitan biaya,” imbuhnya.

Indarjo mengakui nasib angkuta di Kota Bengawan seperti halnya di daerah lain yang mati suri. Para pemilik makin tercekik dengan melambungnya harga suku cadang kendaraan bermotor. Dari 10 trayek di Solo, kini tinggal delapan yang dipakai jalur angkuta. Kondisinya sepi penumpang.

Advertisement

“Selesai menata BST (Batik Solo Trans), kami akan menata angkuta,” tukasnya.

Kepala Dishubkominfo Yosca Herman Soedrajad sebelumnya menyebut tiga faktor keterpurukan angkuta. Pertama, kendaraan pribadi sudah menggeser pemanfaatan jasa angkuta. Kedua, persaingan tidak sehat antarpengusaha angkutan umum serta buruknya pelayanan angkuta.

“Ketiga hal inilah yang perlu diambil solusi. Ini agar bisnis angkuta dan penggunaan angkutan umum massal kembali bergairah,” terangnya.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif