by Candra Mantovani Danang Nur Ihsan - Espos.id Solopos - Jumat, 30 Juli 2021 - 20:31 WIB
Esposin, KARANGANYAR -- Dua warga Jaten, Karanganyar diketahui meninggal akibat terpapar penyakit leptospirosis. Ada beberapa gejala yang kerap muncul saat leptospirosis ini mulai menyerang tubuh.
Temuan dua orang meninggal akibat terjangkit leptospirosis berdasarkan data dari Dinkes Karanganyar melalui laporan penyakit endemisitas di Karanganyar hingga pekan ke-27. Berdasarkan laporan tersebut, total hingga Juni 2021, diketahui sudah ada enam orang yang terjangkit penyakit yang ditularkan melalui perantara tikus tersebut.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Karanganyar, Sri Winarno, mengatakan meskipun sudah ada enam kasus hingga Juni 2021, namun, angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan 2019 yang mencapai 14 kasus.
Leptospirosis adalah penyakit bersumber dari binatang yang bersifat akut. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian.
Leptospirosis adalah penyakit bersumber dari binatang yang bersifat akut. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian.
Biasanya penyakit ini melalui kencing tikus. Penularan leptospirosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lender, mata, hidung, kulit lecet, dan makanan.
Baca Juga: Waspada! 2 Orang di Jaten Karanganyar Meninggal Terjangkit Leptospirosis
Secara medis, ada tiga kriteria yang ditetapkan dalam mendefinisikan kasus leptospirosis yaitu suspek, probable, dan konfirmasi.
Faktor risiko tersebut misalnya kontak dengan air yang terkontaminasi kuman leptospira atau urine tikus saat terjadi banjir. Bisa juga kontak dengan sungai atau danau dalam aktivitas mandi, mencuci atau bekerja di tempat tersebut.
Kasus ini juga terkait dengan kontak erat binatang, seperti babi, sapi, kambing, anjing yang dinyatakan terinfeksi Leptospira. Atau ada terpapar atau bersentuhan dengan bangkai hewan, cairan infeksius hewan seperti cairan kemih, placenta, cairan amnion, dan lain-lain.
Baca Juga: Mayat Bayi Perempuan Ditemukan di Bawah Jembatan Puntukrejo Karanganyar
Pekerjaan atau melakukan kegiatan yang berisiko kontak dengan sumber infeksi, seperti dokter, dokter hewan, perawat, tim penyelamat atau SAR, tentara, dan pemburu.
Sampai ketidakmampuan untuk buang air kecil, aritmia jantung, batuk dengan atau tanpa hemoptisis, dan ruam kulit.
Sebenarnya leptospirosis relatif mudah disembuhkan dengan antibiotik, apabila cepat dalam diagnosis. Namun, Kemenkes menyarankan masyarakat melakukan pencegahan, salah satunya menghindari penularan lepstospirosis.
Baca Juga: Ghifari Bocah Yatim Piatu Sukoharjo Dapat Tabungan Pendidikan dari Presiden Jokowi
Cara yang bisa ditempuh di antaranya:
1. Berperilaku hidup bersih dan sehat, yakni menjaga kebersihan diri dan lingkungan
2. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik
3. Mencuci tangan dan kaki serta sebagian tubuh lainnya dengan sabun
4. Memakai sepatu dari karet dengan ukuran tinggi, dan sarung tangan karet bagi kelompok kerja yang berisiko tinggi tertular leptospirosis
5. Membasmi tikus di rumah atau di kantor
6. Membersihkan dengan desinfektan bagian-bagian rumah, kantor, atau gedung
Itulah gambaran gejala yang biasa timbul saat leptospirosis muncul.