by Chrisna Chaniscara - Espos.id Solopos - Sabtu, 8 Januari 2022 - 05:00 WIB
Esposin, SOLO -- Yayasan Gita Pertiwi bekerja sama dengan organisasi sosial seperti Rikolto dan Carefood merintis penyediaan food bank (bank pangan) untuk mendorong pemerataan distribusi pangan di Kota Solo.
Selanjutnya, Gita Pertiwi berharap bank pangan bisa ada di berbagai sudut Kota Solo sebagai wadah menyalurkan kelebihan makanan dari pelaku usaha kuliner untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. Butuh sinergi dan komitmen dari stakeholders untuk mewujudkan gagasan tersebut.
Direktur Program Gita Pertiwi, Titik Eka Sasanti, mengatakan bank pangan dapat menjadi alternatif untuk mengatasi problem kelebihan dan kekurangan makanan di masyarakat secara sekaligus. Menurut Titik, Solo punya potensi besar untuk menginisiasi bank pangan karena memiliki banyak usaha kuliner yang beragam.
Baca Juga: Ikuti Pakta Milan, Pemkot Solo Susun Roadmap Kota Cerdas Pangan
“Toko atau restoran biasanya memiliki makanan layak konsumsi tapi tidak lolos uji untuk dijual, atau makanan yang mendekati kedaluwarsa. Daripada dibuang, makanan itu bisa didistribusikan di food bank,” ujar Direktur Program Gita Pertiwi itu kepada Esposin, Jumat (7/1/2022).
Selama ini Gita Pertiwi bekerja sama dengan organisasi sosial seperti Rikolto dan Carefood untuk mengelola bank pangan secara swadaya. Bentuknya melalui pengadaan etalase makanan di sejumlah titik di Soloraya. “Sebenarnya banyak perusahaan atau donatur yang mau membantu. Namun kami punya keterbatasan sumber daya.”
Baca Juga: Pemerhati Budaya: Kawasan Sriwedari Solo Harus Kembali ke Fungsi Awal
Gita Pertiwi mengaku terus mendorong Pemkot Solo untuk turut membantu mewujudkan food bank di wilayah kota. Menurut Titik, Pemkot memiliki akses dan kewenangan lebih untuk semakin mengenalkan model bank pangan di masyarakat. “Keberadaan food bank juga mendukung Solo Kota Cerdas Pangan karena mengurangi food waste [limbah makanan],” katanya.
Sebagai informasi, Kota Solo menjadi satu dari dua kota di Indonesia yang ikut menandatangani Pakta Milan yakni perjanjian internasional kota-kota di dunia untuk tentang pengelolaan dan pemenuhan kebutuhan pangan yang adil dan berkelanjutan. Selain Solo, kota lain yang ikut menandatangani program ini adalah Bandung.
Baca Juga: Hasil Survei, Popularitas dan Elektabilitas Gibran Tertinggi di Jateng
“Juga menjadi solusi warga yang kelebihan bahan makanan,” ujarnya. Lebih jauh, Nitha mengapresiasi toko atau perusahaan yang bersedia bergabung dalam gerakan tersebut.
“Setahu saya di kota lain ada yang mau bikin food bank, tapi terkendala pelaku usaha. Mereka memilih membuang sisa makanan daripada membagikannya karena takut produk mereka tak laku atau mengurangi value usaha mereka. Pandangan itu menurut saya menyedihkan karena mereka cuma memikirkan bisnis,” ujarnya.