by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Rabu, 16 September 2020 - 06:00 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Debit air saluran Colo Timur dan Colo Barat Dam Colo, Nguter, Sukoharjo, tidak ada pengurangan menjelang penutupan pintu saluran air Dam Colo pada 11 Oktober mendatang.
Debit air saluran Colo Timur sekitar 16 meter per detik sedangkan saluran Colo Barat sekitar 4,5 meter per detik.
Anggota satker operasional unit irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Sabar, mengatakan debit air Colo Timur dan Colo Barat tidak ada pengurangan. Hal itu untuk menjaga pasokan air ke lahan pertanian.
Viral Balap Lari di Jalanan Solo, Ternyata Begini Awal Mulanya
Viral Balap Lari di Jalanan Solo, Ternyata Begini Awal Mulanya
Saat ini, ribuan lahan pertanian sepanjang saluran Colo Timur mulai dari wilayah Sukoharjo hingga Sragen membutuhkan pasokan air dari Dam Colo.
"Tidak ada pengurangan debit air saluran Colo Timur dan Colo Barat. Pasokan air ke lahan pertanian masih memadai," katanya melalui telepon, Selasa (15/9/2020).
Diserang Kelompok Bercadar, 2 Warga PSHT Sukoharjo Luka Kena Sabetan Sajam
Hasil perhitungan kajian teknis, ketersediaan air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri mencukupi karena terjadi hujan, beberapa pekan lalu.
Hal ini berhubungan dengan ketersediaan air Dam Colo Sukoharjo untuk mengairi lahan pertanian sepanjang saluran Colo Timur dan Colo Barat.
Kasus Covid-19 Dari Klaster Lokal Terus Melonjak, DKK Solo Siap Ubah Pustu Jadi Rumah Isolasi
Sebelum penutupan pintu saluran air Dam Colo Sukoharjo, BBWSBS bakal berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo. Hal itu guna memastikan ketinggian elevasi air WGM Wonogiri.
Pada sisi lain, Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Sarjanto, mengatakan tak ada kendala pengairan lahan pertanian Sukoharjo.
Pasokan air ke lahan pertanian memadai kendati musim kemarau. Apalagi pintu saluran Dam Colo ada penundaan selama 10 hari untuk menyelamatkan tanaman padi.
Anggota Diserang Kelompok Bercadar, PSHT Audiensi Di Mapolresta Solo
Jigong, sapaan akrabnya, menyampaikan jumlah total luas lahan pertanian sepanjang saluran Colo Timur lebih dari 20.000 hektare. Lahan pertanian itu meliputi wilayah Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, hingga Ngawi, Jawa Timur.
Sementara saluran Colo Barat mengairi 5.000 hektare sawah Sukoharjo bagian selatan, Klaten, dan Wonogiri. "Puncak musim kemarau perkiraannya pada September-Oktober. Para petani bisa memanen padi sebelum penutupan pintu saluran air Dam Colo," katanya.