Langganan

Disebut akibat Gadget, Kasus Speech Delay pada Anak di Soloraya Meningkat

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 1 Oktober 2024 - 19:59 WIB

ESPOS.ID - Anak menjalani proses terapi wicara di Puspa Holistic Integrative Care Solo, belum lama ini.

Esposin, SOLO — Kasus speech delay atau kemampuan bicara yang terlambat berdasarkan usia pada anak di Soloraya menunjukkan tren meningkat belakangan ini. Speech delay merupakan kondisi ketika anak mengalami keterlambatan bicara dan berbahasa pada usia tertentu.

Berdasarkan catatan Puspa Holistic Integrative Care yang merupakan klinik tumbuh kembang anak, kondisi anak yang mengalami speech delay mulai meningkat setelah masa pandemi Covid-19.

Advertisement

Data yang diperoleh Espos, sebelum pandemi Covid-19 melanda pada 2020, Puspa Holistic Integrative Care melayani terapi speech delay sekitar 50-60 anak per pekan. Sedangkan setelah pandemi hingga hari ini terjadi kenaikan sebanyak 80-90 anak per pekan di Soloraya.

Terapis Wicara Puspa Holistic Integrative Care Solo, Dwi Novit Hapriyani, mengatakan lonjakan tersebut terjadi lantaran ketika pandemi anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah tanpa interaksi dengan orang lain.  

Advertisement

Terapis Wicara Puspa Holistic Integrative Care Solo, Dwi Novit Hapriyani, mengatakan lonjakan tersebut terjadi lantaran ketika pandemi anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah tanpa interaksi dengan orang lain.  

“Anak-anak itu lebih sering nonton YouTube baik dari gadget atau smart TV. Jadi penyebabnya adalah kurangnya stimulasi pada anak-anak, kemudian menjadi gangguan keterlambatan bahasa dan wicara,” kata dia ketika ditemui Espos di Puspa Holistic Integrative Care, Timuran, Banjarsari, Kota Solo, Selasa (1/10/2024).

Dia mengatakan penggunaan gadget yang berlebihan pada anak mengakibatkan minimnya interaksi dua arah yang melibatkan si anak sulit berbicara. Dwi melanjutkan minimnya interaksi mengakibatkan kurangnya stimulasi. Minimnya stimulasi ini membuat anak sulit berbahasa, sehingga kurang mampu mengungkapkan kemauannya sendiri.

Advertisement

“Karena memang usia dua tahun itu harus bermain, harus interaksi dengan orang tau atau pengasuh. Kalau dengan gadget, di situ anak jadi bingung, tidak ada interaksinya, hanya fokus melihat video,” kata dia.

Dampak Speech Delay

Dia mengatakan speech delay bisa berdampak lebih jauh terhadap tumbuh kembang anak. Salah satunya si anak berpotensi menjadi antisosial karena kurangnya kemampuan interaksi. Dwi menambahkan si anak akan lebih tertarik dengan dunianya sendiri dengan mengonsumsi konten di media sosial atau semacamnya secara berlebihan.

Dampak turunannya bisa lebih jauh lagi. Lantaran anak cenderung tidak mudah bergaul, akhirnya berpotensi menjadi korban perundungan. Tidak hanya secara psikologis, Dwi mengatakan speech delay bisa saja berdampak sampai persoalan sosiologis.

Advertisement

“Yang lebih parah perkembangan mereka [anak] itu terlewati, karena kan itu masuk dalam fase golden age. Seharusnya usia 0-2 tahun itu banyak banget [fase belajar] bahasa yang harus dilewati. Misal usia satu bulan harus sudah bisa respons terhadap panggilan, kemudian bisa mengoceh,” kata dia.

Meski begitu, faktor penyebab speech delay pada anak tidak hanya persoalan gadget. Masih ada faktor lain seperti kondisi medis tertentu. Namun, Dwi menyebut kasus yang lebih banyak dia tangani dipicu oleh penggunaan gadget pada anak yang tidak tepat.

Dwi mengatakan speech delay bisa ditangani dengan stimulasi lebih dan terapi. Dia mengatakan terapi yang dilakukan setiap anak akan berbeda, maka perlu adanya asesmen terlebih dahulu.

Advertisement

“Penanganan per anak bisa berbeda, tergantung sejauh mana anak mengalami speech delay, kalau sampai motorik anak terganggu bisa dengan terapi okupasi dan diselingi dengan terapi wicara,” kata dia.

Dwi mengatakan guna mencegah speech delay pada anak perlu peran serta orang tua. Dia mengatakan harus ada kerja sama antara ibu dan ayah untuk terus mengajak interaksi anak. Bonding atau menciptakan ikatan emosional antara anak dan orang tua bisa menjadi salah satu cara mencegah terjadinya speech delay.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif