by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Selasa, 18 Juli 2023 - 02:54 WIB
Esposin, KLATEN -- PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) selaku badan usaha jalan tol Solo-Jogja bakal membangun empat pintu keluar atau exit toll di wilayah Kabupaten Klaten.
Jumlah exit toll itu cukup banyak untuk satu wilayah kabupaten dan tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi wilayah Klaten. Dengan banyaknya exit toll, peluang pengguna jalan tol untuk mampir ke wilayah Klaten jadi semakin besar.
Apalagi jika akses exit toll itu cukup dekat dengan pusat-pusat ekonomi, industri, dan objek wisata. Selain itu, keberadaan exit toll juga berpotensi menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di sekitarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Esposin, dari empat exit toll yang akan dibangun di sepanjang jalur tol Solo-Jogja wilayah Klaten itu, tiga di antaranya mengarah ke jalan nasional (arteri) Solo-Jogja dan satu exit tol mengarah ke lereng Gunung Merapi.
Salah satu pusat industri di wilayah Ceper yang terkenal yakni pengecoran logam. Di dekat exit tol tersebut juga terdapat ruas jalur alternatif yang menghubungkan Klaten dengan Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya.
Selain itu, kawasan itu juga bisa mengarah ke wilayah Kecamatan Juwiring yang dikenal dengan kerajinan payung lukis Juwiring serta wilayah Kecamatan Pedan dan Cawas yang menjadi pusat produksi kain kain lurik.
Lokasi exit tol Solo-Jogja itu juga tak terlampau jauh dari akses menuju ke kawasan wisata di wilayah Kecamatan Polanharjo, Tulung, dan sekitarnya yang dikenal dengan wisata airnya di Klaten. Seperti wisata air Umbul Ponggok dan Umbul Manten di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo.
Kemudian Umbul Pelem di Desa Wunut, Kecamatan Tulung, pemancingan di Janti, Objek Mata Air Cokro (OMAC), dan destinasi wisata air hingga kuliner lainnya.
Pintu keluar tol Solo-Jogja itu mengarah ke ruas jalan utama menuju pusat kota melalui Jl Veteran-Jl Pemuda serta Jl Mayor Kusmanto, Klaten. Di sepanjang Jl Veteran-Jl Pemuda terdapat aneka warung kuliner yang berderet di trotoar jalan mulai sore hingga tengah malam.
Di wilayah pusat kota Klaten saat ini ada pengembangan mal seiring penataan Plasa Klaten oleh pihak ketiga dan bakal menjadi Klaten Town Square. Di dekatnya terdapat Pasar Gedhe Klaten yang baru saja rampung dibangun.
Selain itu, kawasan tersebut berdekatan dengan Alun-alun Klaten hingga kawasan Kuliner Jalan Bhali yang buka saban malam serta Taman Kuliner MPP di Jl Mayor Kusmanto. Di ruas Jl Mayor Kusmanto terdapat sejumlah restoran serta warung. Salah satunya warung Sop Ayam Pak Min yang menjadi kuliner legendaris asal Klaten.
Mengarah ke sisi tenggara dari Exit Tol Ngawen terdapat Stasiun Klaten dan Terminal Ir Soekarno. Ke sisi lebih dalam lagi dari pintu keluar tol Solo-Jogja ini di kawasan Kecamatan Bayat, Klaten, ada Rawa Jombor serta objek wisata Bukit Sidoguro di Desa Krakitan serta Makam Sunan Pandanaran di Desa Paseban.
Tak jauh dari Makam Sunan Pandanaran terdapat sentra kerajinan gerabah yang dikenal dengan teknik pembuatan menggunakan putaran miring di Desa Melikan, Kecamatan Wedi.
Di wilayah perbatasan tersebut terdapat sejumlah destinasi wisata candi yakni Candi Prambanan, Candi Sojiwan, dan Candi Plaosan.
Tak jauh dari Manisrenggo, ada beberapa destinasi wisata alam di wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, seperti Kalitalang di Desa Balerante, Deles Indah di Desa Sidorejo, dan kampung Girpasang di Desa Tegalmulyo.
Namun, pembangunan titik keluar tol di wilayah Manisrenggo belum dilakukan bersamaan dengan proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja saat ini.
Berdasarkan pengamatan Esposin, mayoritas lokasi untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja berbatasan dengan area persawahan di kedua sisinya. Di salah satu sisinya menyuguhkan pemandangan sawah dengan latar belakang Gunung Merapi dan Merbabu.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Klaten, Pandu Wirabangsa, mengatakan kawasan di sekitar titik exit tol di Klaten diharapkan bisa dimaksimalkan sebagai wilayah pengembangan ekonomi baru.
Keberadaan exit tol di sepanjang jalan tol Solo-Jogja wilayah Klaten yang bakal lebih dari satu lokasi menjadi peluang yang harus ditangkap. Selain berpotensi mendongkrak perekonomian, keberadaan exit tol itu juga membuka akses transportasi ke wilayah lain.
“Misalkan yang di wilayah timur di perbatasan Ceper dan Delanggu harapannya menjadi pintu keluar mengarah ke wilayah Sukoharjo dan sebagian Gunungkidul, DIY,” kata Pandu saat ditemui Esposin, Kamis (13/7/2023).
Total ada 50 desa di 11 kecamatan Kabupaten Klaten yang dilewati jalan tol Solo-Jogja. Pembangunan jalan tol Solo-Jogja di wilayah Klaten masuk dalam tahap 1 yaitu Kartasura-Purwomartani.
Konstruksi tol untuk paket 1.1 ditargetkan selesai pada kuartal kedua 2024 dan target beroperasi pada kuartal ketiga 2024. Mengutip laman pu.go.id, total panjang jalan tol Solo-Jogja-NYIA Kulonprogo mencapai 96,57 km.
Seksi 1 Kartasura-Purwomartani sepanjang 42,38 km terbagi menjadi Paket 1 Solo-Klaten (22,30 km) dan Paket 2 Klaten-Purwomartani (20,08 km). Kemudian, Seksi II Purwomartani-Gamping sepanjang 23,43 km.
Seksi II juga terbagi menjadi 2 paket, yaitu Paket 2.1 Purwomartani-Monjali (9,43 km) dan Paket 2.2 Monjali-Gamping (14 km) yang ditargetkan selesai konstruksi pada 2025.
Khusus Purwomartani hingga Maguwoharjo sepanjang 3,63 km dan Trihanggo hingga Junction Sleman sepanjang (3,25 km ditargetkan selesai konstruksi pada 2024. Selanjutnya Seksi III Gamping-Purworejo sepanjang 30,77 km terbagi menjadi Paket 3.1 Gamping-Wates (17,45 km).
Kemudian dan Paket 3.2 Wates-Purworejo (13,32 km). Saat ini, Seksi II dan III masih dalam tahap persiapan pekerjaan fisik dengan target selesai pada kuartal IV 2025.