by Trianto Hery Suryono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 18 Juli 2017 - 15:15 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Komandan Korem (Danrem) 074/Warastratama Surakarta, Kol (Inf) Widy Prasetijono, berniat mengumpulkan semua tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh lain untuk menjaga kondusivitas daerah yang terjaga selama ini.
Danrem menilai masyarakat Soloraya merupakan masyarakat biasa tetapi mudah terhasut karena perbedaan. Pernyataan Danrem disampaikan sebelum melakukan pengarahan kepada anggota Kodim 0726/Sukoharjo di Kodim Sukoharjo, Selasa (18/7/2017).
“Tidak ada [kelompok] garis keras di sini [Sukoharjo]. Masyarakatnya biasa saja hanya sekarang ini masyarakat lebih gampang terhasut perbedaan. Apapun [bisa menjadi masalah,” tandas Danrem didampingi Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol (Inf) Taufan Widiantoro.
Pernyataan Danrem menjawab pandangan umum masyarakat bahwa Sukoharjo dan Soloraya menjadi wilayah kuning dan ada kelompok-kelompok radikal atau terorisme.
Danrem menegaskan semua wilayah Soloraya menjadi perhatian khusus. “Jangan mengklaim muncul kelompok garis keras dan sebagainya. Kami akan mengajak komunikasi berbagai elemen tersebut. Perbedaan itu wujud Bhinneka Tunggal Ika.”
Kedatangan Danrem ke Kodim Sukoharjo disuguhi tarian jaranan yang mengisahkan perjuangan meraih kemerdekaan. Pimpinan LPK Sawego, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Kadi Bendol mengatakan penari jaranan terdiri dari pelajar MIM Sidowayah, Weru, Bustanul Athfal Aisyiyah, Sidowayah, Kecamatan Weru dan anggota LPK Sawego dengan pembina Sundari.