by Mariyana Ricky Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Rabu, 26 Februari 2014 - 06:15 WIB
Berdasarkan surat pemberitahuan nomor : 551.2/475/II/2014, trayek baru bus-bus kota tersebut dikhususkan bagi koridor III, IV, V, V,VII, dan VIII. Permasalahan muncul lantaran trayek baru itu dipersoalkan Paguyuban Angkuta Jalur 03 Solo jurusan Kaplingan-Baki.
Informasi yang dihimpun Esposin, setelah trayek baru dilaksanakan, Koridor III dan VIII melewati Jl. Ki Hajar Dewantara. Jalan itu selama ini menjadi tumpuan bagi Angkutan 03 untuk mencari penumpang. Merasa trayek mereka dilewati bus kota, 33 angkutan jalur 03 memilih mogok hari ini. Perwakilan paguyuban Angkuta Jalur 03 juga mendatangi Kantor Dishubkominfo Kota Solo untuk menuntut pengaturan ulang trayek baru.
“Sebelumnya tidak ada bus kota yang lewat belakang kampus [Jl. Ki Hajar Dewantara]. Karena trayek baru itu, mereka jadi lewat wilayah kami,” kata Ketua Paguyuban Angkutan Jalur 03 Solo, Ngatman, di Kantor Dishubkominfo Solo.
Ngatman memperkirakan jika bus kota tersebut dibiarkan terus menerus melewati Jl. Ki Hajar Dewantara, angkutan mereka mati. “Otomatis penumpang memilih bus daripada angkuta karena bus lebih besar. Tanpa ada bus kota saja, sehari-hari kami sudah glondangan [tanpa penumpang].” imbuhnya. “Kami meminta Dishub agar tidak melewatkan bus kota di belakang kampus. Kami akan berhenti bekerja kalau tuntutan kami tidak diterima.”
Di sisi lain, Ketua Paguyuban Karyawan Bus Kota, Rohmat mengaku hanya menjalankan keputusan Dishubkominfo Kota Solo. “Kami sekadar menjalankan edaran sebagai bentuk dukungan pelayanan sarana angkutan umum massal. Kami juga tidak merasa tanpa permisi masuk ke wilayah Angkutan jalur 03 karena sudah ada sosialisasi sebelumnya,” jelas Rahmat.
Setelah berdiskusi dengan perwakilan paguyuban angkutan dan bus kota, Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedrajad akhirnya memutuskan Koridor III dan VIII tidak diperkenankan melintas di Jl. Ki Hajar Dewantara. “Kalian itu kenapa? Jangan pakai mogok-mogokan begitu, semua sama, tidak ada yang berkuasa. Semuanya harus mau mendukung pelayanan angkutan umum massal,” kata Herman dalam bahasa Jawa.
“Yo wis, jalan tengahnya bus kota tidak ada yang lewat belakang kampus, tapi langsung ke Jl. Kol. Sutarto. Yang penting setelah itu kalian [Angkuta jalur 03] mau ditata, ya,” tambah dia.
Herman juga menyatakan segera menata bus kota dan angkutan. “Nantinya tidak akan ada bus kota yang wujudnya jelek begitu. Angkutan juga. Semuanya akan diberi AC bantuan pemerintah. Lalu perlahan-lahan semuanya akan dijadikan BST,” tutupnya.
Setelah mendengarkan penjelasan Yosca, Ngatman meminta rekan-rekannya menghentikan aksi mogok. Mereka akhirnya kembali beroperasi mengangkut penumpang. Aksi mogok itu dilakukan selama enam jam dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.