Langganan

Daerah Blank Spot di Karanganyar Didata, Baru 5 Kecamatan yang Lapor - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Sri Sumi Handayani  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 25 Agustus 2020 - 16:49 WIB

ESPOS.ID - Tim dari Diskominfo dan Satpol PP Kabupaten Karanganyar mengecek tower telekomunikasi dan Internet di wilayah Kabupaten Karanganyar.  (Istimewa-Dokumentasi Diskominfo Karanganyar)

Esposin, KARANGANYAR—Baru lima dari 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar melaporkan kondisi jaringan Internet buruk atau belum terjangkau Internet sama sekali.

Data yang dihimpun Esposin dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Karanganyar, hingga Selasa (25/8/2020), baru lima kecamatan yang melaporkan. Lima kecamatan itu adalah Jaten, Mojogedang, Tasikmadu, Jumapolo, dan Matesih.

Advertisement

Kecamatan Jaten melaporkan seluruh wilayahnya sudah terjangkau jaringan Internet atau tidak termasuk wilayah blank spot. Berbeda dengan wilayah lain, seperti Kecamatan Mojogedang. Mereka melaporkan 12 dari 13 desa di wilayah tersebut terkendala jaringan Internet. Satu desa yang tidak termasuk kategori blank spot adalah Desa Mojoroto.

Waduh! Karanganyar Kini Zona Merah Covid-19

Kecamatan Tasikmadu melaporkan delapan desa dari sepuluh desa termasuk kategori blank spot. Dua desa yang tidak termasuk blank spot, yaitu Ngijo dan Papahan.

Advertisement

Hingga Selasa pukul 11.45 WIB, baru satu dari 12 desa di Kecamatan Jumapolo yang melaporkan, yakni Desa Jumantoro. Di Kecamatan Matesih baru tujuh dari sembilan desa yang sudah melaporkan kawasan blank spot. Tujuh desa itu ialaah Plosorejo, Pablengan, Girilayu, Karangbangun, Gantiwarno, Matesih, dan Koripan. Total 37 dusun.

Kepala Diskominfo Kabupaten Karanganyar, Sujarno, menuturkan Diskominfo berkoordinasi dengan kecamatan dan desa untuk mendata wilayah masing-masing yang terjangkau Internet sama sekali maupun sudah ada jaringan Internet tetapi buruk.

Karanganyar Zona Merah Covid-19, Rencana Sekolah Buka September Batal

Advertisement

“Jadi tetap berkoordinasi dengan wilayah [kecamatan dan desa] karena mereka yang paling tahu kondisi. Mereka kan pasti koordinasi dengan dusun dan lingkungan. Mana akses Internet yang kurang dan mana yang kuat. Kami menunggu laporan dari desa atau kecamatan,” tutur Jarno, sapaan akrabnya saat berbincang dengan wartawan, Selasa.

 

Sisi Bisnis

Hasil pendataan menjadi dasar pemasangan tower telekomunikasi dan Internet bekerja sama dengan provider. Sayangnya, proses itu akan memakan waktu lama. Padahal pemerintah masih akan melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) hingga batas waktu tidak ditentukan selama pandemi Covid-19.

Jarno membenarkan proses pembangunan tower menyesuaikan kebutuhan dari pihak ketiga. Dia menyampaikan wilayah 4J, yakni Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, dan Jatiyoso belum banyak pemasangan tower telekomunikasi dan Internet. Salah satu penyebabnya tidak banyak penduduk di situ. Bagaimanapun juga, menurut Jarno, pembangunan tower telekomunikasi dan Internet bekerja sama dengan pihak ketiga memperhatikan sisi bisnis.

Boy William Tanyakan Kans Ganjar Pranowo Nyapres, Ini Jawabannya…

“Kalau ada provider yang berminat, kami arahkan ke wilayah yang menjadi prioritas supaya wilayah itu bisa terjangkau Internet. Ya proses lumayan lama karena melibatkan investor maupun provider. Sebetulnya bisa juga menggunakan tower yang sudah ada. Itu menyesuaikan kondisi,” tutur dia.

Advertisement
Haryono Wahyudiyanto - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif