by Sri Sumi Handayani - Espos.id Solopos - Sabtu, 28 Agustus 2021 - 08:59 WIB
Esposin, KARANGANYAR — Viral curahan hati salah seorang warganet diduga karyawan salah satu pabrik konveksi di Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, tentang vaksin Covid-19 berbayar menemukan titik terang.
Informasi yang dihimpun Esposin dari berbagai sumber, vaksin Covid-19 untuk karyawan pabrik itu urung berbayar.
Seperti diberitakan sebelumnya, salah seorang warga internet mencurahkan isi hati perihal rencana vaksinasi Covid-19 berbayar. Dia dan rekan-rekannya diminta membayar Rp50.000 untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Uang tersebut dikatakan untuk mengganti alat pelindung diri (APD) dan jarum suntik.
Seperti diberitakan sebelumnya, persoalan tersebut diunggah akun Instagram @infowongkaranganyar_iwk pada Kamis (26/8/2021). Unggahan itu mendapatkan komentar dari Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
Perkembangan terkini, karyawan di pabrik itu bisa mendapatkan vaksin Covid-19 secara cuma-cuma. Esposin mendapatkan informasi terkini perihal rencana vaksinasi di perusahaan tersebut.
Baca juga: Wisata Grand Sondokoro Karanganyar Uji Coba Buka Sabtu dan Minggu
Pengumuman itu, katanya, disampaikan pihak perusahaan sebelum seluruh karyawan pulang kerja atau pukul 16.30 WIB. Artinya, karyawan pabrik itu tidak jadi membayar Rp50.000 untuk mendapatkan vaksin.
“Kami diminta berangkat dari pabrik jam 07.00 WIB. Kami diminta membawa KTP [kartu tanda penduduk] dan Kartu Keluarga untuk pendataan saat vaksinasi,” ungkapnya.
Baca juga: Wahyu Kliyu, Upacara Unik Perlambang Rasa Syukur di Lereng Gunung Lawu
Dia menduga perubahan keputusan perusahaan tempatnya bekerja itu karena muncul curahan hati salah seorang warga internet di akun Instagram. Curahan hati itu mendapatkan tanggapan dari Bupati Karanganyar.
“Bayangin saja Rp50.000 dikalikan 600-an orang karyawan. Kalau tidak di-posting di media sosial, pekerja yang susah,” tutur dia.
Dihubungi secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Karanganyar, AKP Kresnawan Hussein, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, menyampaikan pihaknya belum dapat memberikan banyak keterangan perihal persoalan tersebut. Tetapi, dia menyebut polisi akan menyelidiki hal itu.
“Belum bisa komentar sekarang. Kami perlu melakukan penyelidikan dulu,” ujar dia saat dikonfirmasi Esposin melalui pesan aplikasi WhatsApp, Jumat.