by Trianto Hery Suryono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Rabu, 17 Oktober 2012 - 20:14 WIB
SUKOHARJO - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, dr Guntur Subiyantoro meminta warga Kota Makmur mewaspadai nyamuk dari daerah lain atau urbanisasi. Kewaspadaan itu sebagai langkah antisipasi merebaknya penyakit chikungunya di dua desa yang berbatasan dengan wilayah Klaten.
Data di DKK, jumlah penderita penyakit yang disebabkan oleh nyamuk itu menyerang 41 orang. Yakni 25 orang warga Desa Ngemplak dan sisanya 16 orang warga Desa Pucangan, keduanya masuk Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Penegasan itu disampakan dr Guntur, Rabu (17/10/2012). “Penderita (chikungunya) di kedua desa tersebut diduga akibat serangan nyamuk dari Klaten karena letak wilayahnya berbatasan,” ujar Guntur.
Lebih lanjut Guntur menyatakan, dugaan itu didasarkan pada kebiasaan rutin masyarakat di dua desa. Menurutnya, selama ini warga di dua desa terbiasa melakukan fogging atau pengasapan. Sedangkan warga desa tetap melakukan aktivitas ke daerah perbatasan. “Pola hidup sehat sudah dipraktikkan warga. Warga pun secara rutin melakukan pemberantasan jentik nyamuk.”
Pada bagian lain, dr Guntur berpesan agar masyarakat mewaspadai merebaknya nyamuk chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD) seiring datangnya musim hujan. “Jika warga butuh fogging silakan lapor ke DKK. Juga sering-seringlah menguras bak mandi dan membuang air yang berada di tampungan.”
Guntur menjelaskan, hingga kini baru Kecamatan Kartasura yang melaporkan terjadi serangan chikungunya. Informasi yang diperoleh Esposin, penderita chikungunya di Desa Ngemplak menimpa para perangkat desa sedangkan di Desa Pucangan menjangkiti anak-anak dan orang dewasa. Serangan chikungunya sudah terjadi awal bulan lalu sehingga mayoritas penderita sudah sembuh.
Data di DKK, hampir semua wilayah Sukoharjo rawan serangan chikungunya. Seperti, Kecamatan Grogol dan Sukoharjo yang padat penduduk sangat rentan berkembang nyamuk jika tak melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk).