Langganan

Bupati Jekek Anggap Wonogiri Belum Butuh Aglomerasi Transportasi, Ini Alasannya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Rudi Hartono  - Espos.id Solopos  -  Senin, 29 Maret 2021 - 09:00 WIB

ESPOS.ID - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (M. Aris Munandar/Solopos)

Esposin, WONOGIRI -- Bupati Wonogiri Joko Sutopo menilai daerahnya belum membutuhkan aglomerasi transportasi seperti yang sedang digalakkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Aglomerasi transportasi yakni pengoperasian saranan transportasi darat terintegrasi antardaerah. Salah satu aglomerasi dari Pemprov Jateng yang sudah jalan adalah Bus Trans Jateng rute Sumberlawang, Sragen-Terminal Tirtonadi, Solo.

Advertisement

Pemkab Wonogiri belum memprioritaskan program serupa dalam lingkup daerah. Realisasinya dinilai terlalu berat. Kendati demikian, Dinas Perhubungan atau Dishub tetap mengkaji untuk mengetahui memungkinkan tidaknya program tersebut dilaksanakan.

Baca Juga: Gubernur Jateng: Jangan Sebarkan Foto & Video Bom Katedral Makassar!

Advertisement

Baca Juga: Gubernur Jateng: Jangan Sebarkan Foto & Video Bom Katedral Makassar!

Salah satu kajiannya mengenai pengaturan rute dengan memanfaatkan jalan lingkar kota atau JLK Wonogiri dan memenuhi kebutuhan transportasi pelajar dari rumah ke sekolah dan sebaliknya.

Bupati Joko Sutopo, saat ditemui Esposin, belum lama ini, menilai warga masih memiliki banyak opsi dalam memenuhi kebutuhan transportasi skala daerah. Misalnya dengan membeli kendaraan pribadi.

Advertisement

Baca Juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka Wonogiri Dibikin 3 Tahap?

“Warga punya cara sendiri-sendiri dalam memenuhi kebutuhan transportasi. Mengkredit kendaraan mungkin. Toh aglomerasi transportasi yang sudah dijalankan apa efektif?” ucap Bupati Wonogiri yang akrab disapa Jekek itu.

Mengenai fenomena pelajar di wilayah pelosok yang mengendarai sepeda motor untuk berangkat dan pulang sekolah karena ketiadaan transportasi umum, Jekek mengatakan itu bagian dari solusi warga.

Memperbaiki Jalan

Menurutnya, memperbaiki jalan, menggratiskan sekolah, dan merehab sekolahan yang rusak lebih utama daripada membangun sistem baru soal transportasi pelajar. Sebab, realisasi pengintegrasian transportasi lokal ia nilai sulit.
Advertisement

Baca Juga: Buntut Bom Bunuh Diri Makassar, Tentara-Polisi Sukoharjo Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Gereja

“Konsekuensi dari pelaksanaan aglomerasi harus dibentuk badan usaha yang menaungi usaha transportasinya. Wilayah yang dicakup juga luas. Kalau merealisasikan untuk seluruh kecamatan tentu membutuhkan anggaran besar,” imbuh Bupati.

Terpisah, Kepala Dishub Wonogiri, Ismiyanto, tak memungkiri merealisasikan aglomerasi transportasi lokal dan antardaerah membutuhkan kerja keras. Dishub sudah berkoordinasi dengan daerah lain yang sudah menjalankan program aglomerasi, seperti Solo.

Advertisement

Menurutnya, aglomerasi transportasi dapat disiapkan sejak sekarang. Itu karena bukan tidak mungkin transportasi aglomerasi antardaerah yang dijalankan Pemprov Jateng dan Solo ke depan sampai ke Wonogiri.

Baca Juga: Sempat Hampir Kosong, Asrama Haji Donohudan Boyolali Terima 36 Pasien Baru Covid-19

Apabila hal itu terjadi Wonogiri perlu memiliki armada tersendiri untuk menyambungkan ke rute lain, seperti ke Waduk Gajah Mungkur, perkantoran, atau tujuan lainnya. Rute itu dapat melewati JLK yang sudah rampung dibangun 2019 lalu.

“Saya sudah membentuk tim untuk mengkaji. Tim akan memetakan rute yang bisa dilalui, berkoordinasi lintas daerah, dan sebagainya,” ulas Ismiyanto.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif