by Muhammad Diky Praditia - Espos.id Solopos - Senin, 29 Juli 2024 - 19:36 WIB
Esposin, WONOGIRI — Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, memiliki produk pertanian unggulan ubi madu sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan ubi madu dari wilayah ini ini sudah menarik minat pasar internasional.
Salah satu petani ubi madu di Desa Krandegan, Kecamatan Bulukerto, Purwanto, menerangkan ubi madu banyak ditanam petani di kecamatan tersebut sejak beberapa tahun belakangan ini.
Pola penanaman dan perawatan yang relatif mudah membuat tanaman pangan ini banyak ditanam petani. Selain permintaan, harga jual ubi madu juga tinggi. Petani jauh lebih memilih menanam ubi madu ketimbang tanaman lain seperti jagung saat kemarau.
Purwanto baru saja memanen ubi madu di lahan seluas sekitar setengah bau atau 3.000-an meter persegi. Lahan seluas itu bisa menghasilkan sekitar empat ton ubi.
Purwanto baru saja memanen ubi madu di lahan seluas sekitar setengah bau atau 3.000-an meter persegi. Lahan seluas itu bisa menghasilkan sekitar empat ton ubi.
Sekali panen dia bisa mendapatkan lebih-kurang Rp20 juta. Sementara biaya produksinya Rp5 juta sekali tanam. Menurutnya, dengan hasil itu, secara ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan menanam padi.
”Kecamatan Bulukerto ini sudah jadi sentra produksi ubi madu di Kabupaten Wonogiri. Di sini banyak sekali petani yang menanam ubi madu,” kata Purwanto kepada Esposin di Bulukerto, Senin (29/7/2024).
Petani ubi madu lainnya, Samini, mengatakan harga jual ubi madu ke pengepul atau tengkulak Rp5.000/kg-Rp5.300/kg bergantung kesepakatan bersama. Dia dan banyak petani lainnya di Kecamatan Bulukerto menanam padi di lahan-lahan sawah.
Petani menanam ubi madu setelah panen padi di lahan yang sama. Ini karena lahan bekas pertanian padi dinilai paling bagus untuk ditanami ubi madu.
”Kalau tidak ditanami padi dulu, hasil panen ubi madu jelek, bisa gagal panen. Jadi kami tanam ubi madu itu setelah panen padi. Ya wayah begini ini, pas masuk kemarau,” ucap dia.
Salah satu pengepul ubi madu di Kelurahan/Kecamatan Bulukerto, Pur, menyampaikan Juli dan Agustus ini mulai banyak petani yang panen ubi madu. Tetapi belum panen raya.
Biasanya panen raya ubi madu di Kecamatan Bulukerto pada September. Masa panen awal ini, setiap pekan paling-paling Pur bisa membeli dan menjual ubi madu sekitar tiga ton.
“Kalau panen raya, saya bisa menjual dua kali lipat, bisa sembilan ton per pekan,” ujar Pur saat ditemui Esposin di rumahnya.
Pada awal musim panen ini, Pur biasa menjual ubi madunya ke daerah Jawa Timur seperti Madiun dan sekitarnya. Selain itu dijual ke Yogyakarta dan Kudus.
”Ada juga yang dijual keluar negeri. Saya pernah ekspor ke Singapura, tetapi lewat perantara. Kemarin ada tawaran dari orang Solo juga, sudah ke sini, katanya untuk diekspor. Tetapi saya lebih senang dijual di pasar lokal,” jelasnya.
Menurut Pur, penjualan ke pasar ekspor terlalu rumit bagi petani. Hal itu karena ukuran ubinya harus seragam, tidak boleh kecil atau besar. Sehingga dia harus menjual lagi sisa ubi yang tidak tersortir untuk ekspor. Di samping itu, ada jeda waktu pencairan uang penjualan.
Pur menyebut ubi madu mulai banyak ditanam petani di Kecamatan Bulukerto sejak empat-lima tahun terakhir. Bibit ubi madu di kecamatan ini kebanyakan berasal dari Cilembu, Sumedang. “Setahun, maksimal petani bisa panen dua kali ubi madu. Soalnya harus diselingi tanam padi dulu,” ungkpanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, menyampaikan Kecamatan Bulukerto menjadi sentra produksi ubi madu di Kabupaten Wonogiri. Meski tak menyebutkan secara pasti, produksi ubi madu di wilayah itu disebut mencapai ratusan ton per tahun.
Menurut Baroto, ubi madu bisa saja dikembangkan di daerah lain di Kabupaten Wonogiri. Hanya, kualitasnya dan kuantitasnya belum tentu sebaik di Kecamatan Bulukerto.
“Tidak hanya karena faktor ketinggian, Kecamatan Bulukerto bisa bagus hasil ubi madunya karena jenis tanahnya cocok. Itu tanah masir, kandungan pasirnya tinggi jadi gampang diolah untuk pertanian ubi madu,” ungkap Baroto saat dihubungi Esposin, Senin.