by Akhmad Ludiyanto - Espos.id Solopos - Rabu, 27 Juli 2022 - 15:20 WIB
Esposin, KARANGANYAR —Perusahaan produsen benih jagung PT Syngenta membentuk komunitas petani jagung di sejumlah daerah di Indonesia. Sasaran utama mereka adalah petani yang memanfaatkan lahan di perbukitan.
Untuk pertama kalinya, Syngenta membentuk kelompok tani di beberapa wilayah, di antaranya Sragen, Grobogan, Kendal, Cilacap di Jawa Tengah dan Garut di Jawa Barat.
Seed Business Head PT Syngenta Indonesia, Bapak Fauzi Tubat, menjelaskan pembentukan kelompok ini diharapkan memperkuat posisi petani dalam mengakses berbagai hal dalam ekosistem mereka.
“Kalau sendiri-sendiri kan sulit. Tapi dengan berkelompok, mereka bisa mengelola hasil panen dengan lebih baik. Bisa punya akses secara mandiri ke penyedia pupuk atau produsen yang dapat menampung hasil panen mereka, dan apabila ada kendala terkait itu, akan lebih mudah membantunya,” ujarnya di sela Inagurasi Petani Kawasan Hutan Sumo wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, di Hotel RiverHill Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Selasa (26/7/2022).
“Kalau sendiri-sendiri kan sulit. Tapi dengan berkelompok, mereka bisa mengelola hasil panen dengan lebih baik. Bisa punya akses secara mandiri ke penyedia pupuk atau produsen yang dapat menampung hasil panen mereka, dan apabila ada kendala terkait itu, akan lebih mudah membantunya,” ujarnya di sela Inagurasi Petani Kawasan Hutan Sumo wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, di Hotel RiverHill Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Selasa (26/7/2022).
Lebih jauh, Syngenta juga ingin mengarahkan petani agar dapat mengelola pertanian mereka secara benar baik dari hulu ke hilir. Dimulai dari pemilihan benih yang tepat, yakni menggunakan benih Syngenta NK 7328 atau yang lebih dikenal dengan NK Sumo.
Baca Juga: Geblek Khas Kulonprogo, Kudapan Petani yang Jadi Jajanan Kekinian
“Pemilihan benih yang cocok sejak awal akan membuat mereka berhasil. Kesempatannya hanya dua kali dalam setahun sehingga jangan salah memilih benih agar hasilnya tak mengecewakan dan membuang waktu,” imbuhnya.
Syngenta mengedukasi tentang agronomi praktis agar hasil panen jagung bagus. Syngenta juga ingin membentuk petani jagung yang tahan banting terhadap perubahan cuaca yang tidak bisa dikontrol. Tujuannya agar para petani tidak mudah menyerah. Hal ini dibarengi dengan penyediaan teknologi pembenihan yang tangguh ditanam pada lahan yang minim air.
Baca Juga: Bupati Karanganyar Ingin Kecamatan Ini jadi Sentra Penghasil Jahe
“Misalnya ada yang bikin UMKM tortilla, ini sangat bagus dan kami dorong. Karena selain bapaknya bisa panen jagungnya, ibunya juga bisa dapat tambahan penghasilan dengan membuat produk olahan berbahan dasar jagung menjadi tortilla. Kalau harga jagung jatuh, mereka bisa bikin olahan jagung,” imbuh Bapak Fauzi.
Ia menambahkan Syngenta juga ingin mengurangi gap harga panen dari petani dengan konsumen dengan memangkas perantara. Pemberdayaan petani ini sudah berjalan sejak 2019 dan sudah beranggotakan 80 orang. Ke depan, Syngenta berusaha tidak hanya melakukan promosi produk, tetapi juga menguatkan kolaborasi dengan petani dan melibatkan pihak luar.
“Kami melayani dengan hati. Kami juga bekerja sama dengan off taker supaya ada wahana yang bisa mengambil hasil petani dengan harga yang tidak terlalu jauh dari pasar. Supaya mereka bisa merasakan kesejahteraan,” ujarnya.
Sementara itu, Regional Sales Manager Syngenta, Bapak Wahyu Budi Sampurno, menambahkan, inagurasi tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan selama dua hari sejak Senin (26/7/2022).
Baca Juga: Potensi Berlimpah, Semen Gresik & SIG Kembangkan Klaster Jagung Rembang
“Senin, komunitas petani ini diajak ke pabrik benih Syngenta di Pasuruan, Jawa Timur untuk melihat proses produksi benih di sana. Hari ini peresmian petani kawasan Hutan Sumo. Ini menjadi sebuah komunitas yang Syngenta ada di dalamnya. Dinamakan petani Hutan Sumo karena mereka tinggalnya di hutan dan tanam jagungnya Sumo. Kini luasannya sudah ribuan hektare di Indonesia,” ujarnya.