Langganan

BANJIR WONOGIRI : BPBD: Luweng Bukan Tempat Buang Sampah! - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Bayu Jatmiko Adi Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 6 November 2016 - 12:40 WIB

ESPOS.ID - Banjir di salah satu desa di Eromoko, Wonogiri, Minggu (9/10/2016). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Banjir Wonogiri, BPBD Wonogiri mengimbau warga tak membuang sampah di  sekitar luweng karena bisa menyebabkan banjir.
Advertisement

Esposin, WONOGIRI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri meminta masyarakat tidak menganggap luweng sebagai tempat pembuangan sampah. Selama ini, banjir di kawasan sekitar luweng terjadi karena penyumbatan saluran air oleh sampah.

Advertisement
BPBD mengimbau warga menjaga kebersihan wilayah di sekitar luweng. Saluran air menuju luweng jika tersumbat sangat memungkinkan menimbulkan genangan air.

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan hampir setiap kasus banjir di sekitar luweng disebabkan saluran air menuju luweng tersumbat sampah sehingga air tak mengalir lancar dan meluap ke permukiman.
Advertisement

"Sampah itu ada sampah pertanian maupun sampah rumah tangga," kata Bambang, Sabtu (5/11/2016).

Karena itulah, Bambang mengajak seluruh masyarakat, khususnya yang tinggal atau memiliki lahan di sekitar luweng, untuk selalu memperhatikan lingkungan. Dia mengimbau warga tidak membuang sampah sembarangan dan menata sampah pertanian agar tidak berada di daerah aliran air menuju luweng.

"Peran aktif masyarakat sangat penting, sebab hal itu juga akan berdampak kepada masyarakat," kata dia.

Dia mengatakan ketika sampah-sampah tersebut terbawa aliran air menuju mulut luweng, dikhawatirkan akan menutup aliran air yang mau masuk ke luweng. Akibatnya air tidak dapat masuk dan menyebabkan genangan.

Pada saat intensitas hujan tinggi, genangan tersebut dimungkinkan bertambah dan membanjiri permukiman warga. Seperti diketahui, pada akhir September lalu, sekitar 57 warga yang menguni 13 rumah di Glagahombo, Gendayakan, Paranggupito, terdampak banjir akibat luweng yang pampat.

Pada hari yang sama, banjir akibat luweng tersumbat juga terjadi di Tlogosari, Giritontro. Sementara pada awal Oktober, banjir akibat luweng yang tersumbat terjadi di Pucung, Eromoko.

Sebanyak 10 rumah warga dan lahan pertanian terendam air akibat peristiwa tersebut. Menurut Camat Eromoko, Danang Erawanto, kerugian materi akibat banjir di Pucung diperkirakan mencapai Rp74 juta.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif