by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Minggu, 11 Juli 2021 - 09:03 WIB
Esposin, SRAGEN-- Banyaknya pasien Covid-19 di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro (RSSP) Sragen yang meninggal dunia salah satunya karena panjangnya antrean di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang sebenarnya masuk di ruang intensive care unit (ICU).
Direktur RSSP Sragen dr. Didik Haryanto saat ditemui wartawan, Sabtu (10/7/2021) mengatakan pasien di IGD penuh terus sehingga banyak yang meninggal karena kritis dan umurnya sudah lanjut usia.
“Dalam kondisi kritis seharusnya masuk ICU tetapi ICU penuh terus. Kalau di ICU bisa dipacu oksigennya dengan tekanan sampai 15 mm per menit kalau orang sehat menghirup oksigen itu hanya 2-3 mm per menit. Selain itu juga dipasang alat lainnya, seperti ventilator dan lainnya. Kondisi itulah yang membuat kebutuhan oksigen membengkak sampai 2.500 m3 per hari,” katanya yang diamini Wakil Direktur RSSP Sragen dr. Udayanti.
Baca Juga: Gerakan di Rumah Saja, Seluruh Pasar hingga Minimarket Sukoharjo Ditutup
Didik menerangkan untuk kondisi bed occupancy ratio di RSSP untuk ruang ICU 100% dan ruang isolasi 92,44% dari total tempat tidur sebanyak 174 tempat tidur.
“Ketika ada ruang isolasi yang kosong itu ada proses screening saat ada pasien masuk. Pasien itu harus discreening untuk memastikan masuk kelompok positif atau suspect. Jadi jangan sampai pasien suspect dikelompok ke pasien positif. Proses screening itu butuh waktu sekitar tiga jam,” katanya.
Baca Juga: Kasus Kematian Tinggi, RSSP Sragen Tambah Tenaga Pemulasaraan Jenazah
Seperti diberitkan sebelumnya, kasus Covid-19 di Kabupaten Sragen memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah Covid-19 di Sragen, yakni 271 kasus dengan angka kematian mencapai 21 orang dalam sehari, Jumat (9/7/2021). Sebanyak 21 orang jenazah itu meninggal dengan pemulasaraan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro (RSSP) Sragen.
Wakil Direktur RSSP Sragen, dr. Udayanti, bersama Direktur RSP Sragen dr. Didik Haryanto sempat menyaksikan proses pemulasaraan jenazah pasien di kamat jenazah RSSP setempat, Jumat malam.
Udayanti saat dihubungi Esposin, Jumat malam, menyampaikan dari 21 jenazah itu hanya satu orang yang suspect sedangkan yang 20 orang terkonfirmasi positif Covid-19.