Langganan

Airnya Warna-Warni, Sungai di Solo Disebut Mirip Kue Lapis - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Kurniawan  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 3 Desember 2021 - 18:56 WIB

ESPOS.ID - Air Kali Jenes, Pasar Kliwon, Solo, berwarna kemerahan diduga tercemar limbah kimia dari industri batik printing di sepanjang aliran sungai, Kamis (2/12/2021). (Istimewa)

Esposin, SOLO -- Kali Jenes di Kecamatan Pasar Kliwon menjadi salah satu sungai di Kota Solo yang bermasalah dengan pencemaran limbah. Persoalan itu telah berlangsung puluhan tahun dan hingga kini belum juga terselesaikan.

Sungai tersebut diduga tercemar limbah kimia dari aktivitas industri batik printing di sepanjang aliran sungai. Kondisi itu membuat Koordinator Forum Jogo Kali Bengawan (Jokalibe), Budi Utomo, prihatin.

Advertisement

Kepada Esposin, Jumat (3/12/2021) siang, Budi mengaku melihat langsung kondisi Kali Jenes yang airnya berubah menjadi berwarna merah pada Kamis (2/12/2021) lalu. “Kebetulan kemarin [Kamis] saya memang sedang ada kegiatan susur sungai dan lewat situ,” terangnya.

Lokasi Kali Jenes yang dilihat Budi airnya berwarna merah berada di wilayah Pasar Kliwon. “Nek daerah situ kan memang sentra industri batik printing. Sebetulnya saya prihatin ya. Soalnya itu masalah sudah puluhan tahun,” katanya.

Baca Juga: Overpass Jl DI Pandjaitan Solo Sudah Dibongkar, Begini Penampakannya

Advertisement

Budi merasa sudah saatnya persoalan pencemaran sungai di Solo dicarikan solusinya. Salah satunya dengan memperbanyak Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar air yang dibuang ke Kali Jenes sudah memenuhi standar baku mutu.

“Kali Jenes itu kan memang hampir setiap hari seperti itu, kecuali pas hari libur atau saat pukul 05.00 WIB pagi. Kalau saat pukul 05.00 WIB airnya belum tercemar. Tapi kalau sudah masuk jam atau waktu kerja airnya seperti itu,” urainya.

Industri Batik

Tak hanya di Kali Jenes, menurut Budi, pencemaran juga terjadi di Kali Premulung. Ia mengaku kerap melihat air kali itu berwarna cokelat keruh. “Persoalan pencemaran sungai-sungai di Solo sudah saatnya diakhiri,” serunya.

Budi bercerita pernah melihat kondisi air sungai di Solo di mana salah satu sisinya berwarna merah, sedangkan di sisi lainnya berwarna biru dan campuran. Sehingga bila dilihat sekilas warna air sungai itu seperti roti lapis warna-warni.

Advertisement

Baca Juga: Eks Kawasan PSK Kestalan Solo Bakal Disulap Jadi Objek Wisata Heritage

Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Solo, YF Sukasno, menduga warna air Kali Jenes menjadi merah lantaran tercemar limbah kimia dari home industry batik di sepanjang aliran sungai. Menurutnya, tidak boleh limbah dibuang ke sungai masih berwarna.

“Intinya limbah keluarnya harus netral dari warna, netral dari bau, juga netral yang lain-lain,” katanya. Sukasno meminta petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo harus mengecek fungsi IPAL di kawasan home industry batik itu.

Apabila limbah buangan industri masih berwarna bisa jadi IPAL yang ada tidak berfungsi dengan baik. “Kemungkinan IPAL-nya tidak pernah dikuras itu. Kan seharusnya setiap berapa bulan dikuras karena ada endapannya,” urainya.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif