by Yus Mei Sawitri Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Minggu, 11 Maret 2012 - 15:15 WIB
Lurah Pasar Kota Boyolali, Sukirno, mengatakan sudah mendapat instruksi dari Pemkab terkait penertiban ini. Hal itu dilakukan karena penilaian Adipuran tahap kedua bakal berlangsung pada bulan ini. Untuk mempertahankan penghargaan bergensi tersebut, Pemkab pun mulai gencar menertibkan tempat-tempat yang masuk kategori penilaian, termasuk pasar.
“Peringatan secara lisan sudah kami sampaikan kepada pedagang. Pelataran pasar sebenarnya adalah tempat terlarang untuk berjualan. Tapi banyak pedagang yang berjualan hingga maju ke halaman. Mereka kami minta kembali mundur ke ruko masing-masing, sesuai ketentuan yang berlaku. Penertiban ini dalam rangka penilaian Adipura tahap kedua. Penataan pasar sangat mempengaruhi penilaian Adipura,” kata Sukirno.
Sukirno mengungkapkan para pedagang yang berjualan hingga pelataran sebenarnya sudah pernah mundur ke ruko masing-masing. Namun lagi-lagi mereka maju ke depan dengan alasan untuk lebih mudah menggaet pembeli. Menurut Sukirno sebagaian besar yang mendapat peringatan secara lisan adalah pedagang buah, yang jumlahnya sekitar 10.
Jika peringatan lisan diabaikan, pihak pengelola pasar Kota Boyolali akan mengambil langkah berikutnya. Yaitu melayangkan surat peringatan tertulis kepada pedagang. Sukirno mengatakan surat peringatan tersebut akan diberikan pada Senin (12/3) ini. Diharapkan pedagang segera mematuhi peringatan tersebut.
“Dalam melakukan penertiban ini kami bekerja sama dengan Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja). Satpol sudah melalukan sosialisasi kepada pedagang, sama seperti kami. Jika instruksi itu tidak dilaksanakan, baru kami memberikan peringatan tertulis,” beber Sukirno.
Terpisah, salah satu pedagang buah, Istikomah, membenarkan telah menerima imbauan lisan supaya tidak berjualan di pelataran. Dia mengaku sebenarnya paham dengan peraturan tersebut, namun tetap nekat berjualan menjorok ke halaman dengan alasan supaya lebih laku.
“Kami akan patuh mundur ke belakang. Tapi biasanya seperti ini cuma sebentar. Nanti setelah penilaian Adipura selesai, ya kembali berjualan hingga ke depan. Kalau hanya di ruko saja rugi, tidak sebanding dengan harga sewanya. Sewa ruko milik saya Rp15 juta untuk dua tahun. Kalau tidak berjualan sampai depan, jualan sulit laku,” tukas Istikomah.