by Suharsih - Espos.id Solopos - Senin, 18 Juli 2022 - 04:00 WIB
Esposin, SOLO -- Pasar Kliwon sebagai kecamatan terpadat memiliki banyak keistimewaan dibandingkan empat kecamatan lain di Kota Solo. Di antaranya keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebagai pusat kebudayaan peninggalan Kerajaan Mataram Islam.
Seperti diketahui, berdasarkan data Surakarta Dalam Angka 2022 yang dilansir Badan Pusat Statistik, Pasar Kliwon merupakan kecamatan paling padat penduduk, tidak hanya di Kota Solo melainkan juga seluruh Provinsi Jawa Tengah. Kepadatan penduduk Pasar Kliwon mencapai yakni 16.094 jiwa per km persegi.
Padahal, dari sisi jumlah penduduk maupun luas wilayah, Pasar Kliwon hanya menduduki peringat keempat di antara lima kecamatan di Kota Bengawan. Namun, dilihat jumlah penduduk per satuan luas wilayah, Pasar Kliwon menjadi yang terpadat di Kota Solo.
Tak hanya itu, Kecamatan Pasar Kliwon memiliki sederet keistimewaan yang tak dimiliki kecamatan lain. Esposin menghimpun enam di antara keistimewaan tersebut yang paling menonjol.
Tak hanya itu, Kecamatan Pasar Kliwon memiliki sederet keistimewaan yang tak dimiliki kecamatan lain. Esposin menghimpun enam di antara keistimewaan tersebut yang paling menonjol.
Baca Juga: Kecamatan Terpadat Di Solo, Per Km2 Dihuni 16.000 Jiwa, Ini Lokasinya
Ketua komunitas pencinta sejarah Solo Societeit, Dani Saptoni, dalam video yang diunggah di kanal Youtube Mewalik, 30 Juni 2019, mengungkapkan lokasi terakhir pusat Desa Sala sebelum berdiri Keraton Solo. Saat itu Desa Sala yang dipimpin Ki Gede Sala III berada di lokasi yang sekarang menjadi Sitihinggil Keraton Solo di Baluwarti, Pasar Kliwon.
Awalnya, Desa Sala saat masa pemerintahan Ki Gede Sala I dan Ki Gede Sala II berlokasi di wilayah yang sekarang Kelurahan Sangkrah. Kemudian saat pemerintahan Ki Gede Sala III, pusat desa berpindah ke lokasi yang sekarang Sitihinggil Keraton Solo. Makam yang rutin diziarahi saat Hari Jadi Kota Solo adalah makam Ki Gede Sala III.
Baca Juga: Miris! Kecamatan Terpadat Di Kota Solo Malah Tak Punya SMA Negeri
Jurnal berjudul Dinamika Terbentuknya Wilayah Kampung Arab di Surakarta karya Najmi Muhammad Bazher yang diterbitkan di laman jurnal.uns.ac.id pada 2020 lalu menuliskan orang Arab datang ke Solo sebagai pedagang sekaligus menyebarkan agama Islam.
Mereka berlabuh di Semanggi. Mengenai alasan orang Arab kemudian bermukim di Pasar Kliwon, yang kini menjadi kecamatan terpadat di Solo, tak lepas dari empat faktor yakni aktivitas ekonomi (perdagangan), komunitas (mendekatkan dengan sesama etnis).
Baca Juga: Kecamatan Terpadat di Jateng Ternyata Kaya Akan Bangunan Bersejarah
Kemudian kebijakan tata kota Keraton Kasunanan yang mendasarkan struktur sosial dan kosmologi Jawa. Terakhir, sentimen Belanda terhadap etnis Arab dan hukum segregasi atau pemisahan rasial oleh pemerintah Hindia Belanda.
Keraton Solo sekaligus menjadi potensi wisata sejarah dan edukasi bagi masyarakat yang ingin mempelajari budaya warisan leluhur maupun sekadar mengagumi keindahan bangunannya.
Baca Juga: Sejarah Gladak Solo, Hewan Hasil Buruan Diseret Paksa Di Lokasi Ini