by Indah Septiyaning Wardani - Espos.id Solopos - Jumat, 5 Juni 2020 - 03:00 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Puluhan kios di Pasar Jamu Nguter Sukoharjo diketahui tak pernah buka sejak 2014 lalu. Kios tersebut ditinggalkan pemiliknya sejak pasar tersebut mulai ditempati lebih dari lima tahun lalu.
Lurah Pasar Jamu Nguter, Tri Sukrisno, mengatakan pasar selesai dibangun pada akhir 2013 lalu. Pedagang mulai menempati pasar itu pada awal 2014.
Namun, sejak mulai ditempati hingga saat ini kios maupun los di lantai II pasar tersebut tak pernah buka. Dia mengatakan kios kosong sebagian besar berada di lantai II. Sesuai data, jumlah kios di lantai II yang tutup ada 40 unit.
"Ada yang ditinggalkan pemiliknya, ada juga yang belum ada peminatnya," katanya saat berbincang dengan wartawan pada Kamis (4/6/2020).
"Ada yang ditinggalkan pemiliknya, ada juga yang belum ada peminatnya," katanya saat berbincang dengan wartawan pada Kamis (4/6/2020).
New Normal Solo: Aktivitas Anak-Anak Pun Diatur Dalam Perwali, Main Di Luar Bakal Dirazia!
Menurut dia, masyarakat enggan menyewa kios di lantai II Pasar Nguter Sukoharjo karena takut sepi pembeli. Pedagang yang memiliki los di lantai II juga beralasan sama.
WFH dan Belajar Di Rumah Siswa Boyolali Diperpanjang Sampai 30 Juni
Dia mengatakan upaya pemerintah dengan menurunkan tarif sewa untuk kios dan los di lantai II Pasar Nguter Sukoharjo juga tidak membuat masyarakat berminat.
Kalaupun ada pedagang yang menggunakan kios tersebut, kebanyakan mengalihkannya sebagai gudang. Untuk diketahui, Pasar Jamu Nguter terdiri dari II lantai.
Lantai I terdiri dari 69 kios dan 142 los. Sedangkan di lantai II terdiri dari 41 kios dan 173 los. Total kios mendapai 110 unit dan los 315 unit.
Sukoharjo Penuhi Syarat Terapkan New Normal, 14 Hari Ke Depan Uji Coba
Salah satu perdagang bahan jamu di Pasar Nguter Sukoharjo, Yatmini, 78, mengatakan kondisi pasar ramai hanya di lantai I. Pembeli rata-rata enggan naik ke lantai II sehingga banyak kios dan los di lantai itu yang kosong atau tutup.
"Kami sih dari pedagang inginnya pasar di lantai II hidup. Ada aktivitas jual beli, tidak seperti sekarang banyak kios yang tutup," katanya.
Apalagi, saat ini kondisi pasar ramai pembeli sejak pandemi Covid-19. Banyak warga mencari empon-empon yang dipercaya mampu menangkal Covid-19.