by Magdalena Naviriana Putri R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Kamis, 23 Juni 2022 - 21:30 WIB
Esposin, SUKOHARJO – Proses pembuatan gitar oleh perajin di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Sukoharjo, dikerjakan secara manual dan teliti. Jenis gitar yang dibuat perajin Ngrombo pun beragam, ada gitar akustik, ukulele, hingga gitar elektrik.
Salah seorang perajin gitar elektrik di Desa Ngrombo, Agus Witaryanto, mengatakan proses pembuatan gitar cukup panjang. Dia menyebut proses pembuatan gitar akustik dan elektrik berbeda, mengingat komponen gitar juga berbeda.
“Satu gitar terkadang bikin tiga biji itu sama. Empat sampai lima hari proses pembuatannya. Bagian finishing yang bikin sulit, soalnya kan cara pemasangan veneer membutuhkan waktu lama, menunggu lem kering dulu,” jelasnya saat ditemui Esposin di rumahnya di Ngrombo, Senin (20/6/2022).
“Satu gitar terkadang bikin tiga biji itu sama. Empat sampai lima hari proses pembuatannya. Bagian finishing yang bikin sulit, soalnya kan cara pemasangan veneer membutuhkan waktu lama, menunggu lem kering dulu,” jelasnya saat ditemui Esposin di rumahnya di Ngrombo, Senin (20/6/2022).
Dia menambahkan pembuatan gitar elektrik menggunakan kayu mahogany atau mahoni dan mapel. Stang gitar biasanya menggunakan kayu mapel sementara bodi gitar memakai kayu mahogany atau mahoni. Dikatakan dia, kualitas kayu mahoni terbilang satu kelas di bawah kayu jati. Penggunaannya banyak ditemukan dalam pembuatan furnitur.
Agus mengatakan di desanya ada sekitar 15 perajin gitar elektrik. Jumlah itu terbilang cukup sedikit dibandingkan perajin gitar akustik atau lainnya. Dia sendiri sempat harus mengurangi karyawan, dan kini hanya tersisa satu orang yang ikut membantunya memproduksi gitar elektrik.
Dia menambahkan gitar produksinya dibanderol dari harga Rp1,5 juta hingga Rp15 juta tergantung kesulitan pembuatan. Dia mengatakan beberapa toko hanya membandingkan harga dibandingkan kualitas sehingga pihaknya memilih memasarkan ke luar daerah.
Penjualannya menyasar ke Jawa Timur seperti Madiun, Blitar, Ponorogo dan juga ke Jakarta. Pandemi Covid-19, ungkap Agus, juga menjadi permasalahan lain dalam keberlangungan usahanya. Demi menutup produksinya terkadang dia mengambil jasa servis yang biasanya jarang dia lakukan.
“Proses pembuatan kan agak lama ya, jadi dalam sebulan biasanya kirim tiga sampai empat lusin. Tetapi kemarin waktu pandemi dua pekan hanya mengirim setengah lusin,” jelasnya.
Ditanya terkait pameran kerajinan gitar miliknya, dia mengatakan belum pernah melakukannya. Lantaran harus memiliki modal besar untuk memproduksi stok dalam jumlah banyak. Sementara selama ini, tak ada bantuan modal yang datang padanya.
Baca juga: Ada 212 Perajin Gitar, Desa Ngrombo Sukoharjo Siap Sambut Delegasi G20
“Sebenarnya juga pengin ada dorongan semacam bantuan modal. Selama ini belum sama sekali. Mungkin itu juga kesalahan saya karena tidak tahu program-program pemerintah. Terkadang juga diajak tapi tidak bisa mengikuti karena terpancang waktu,” ujarnya.
Sekretaris Desa Ngrombo, Darmanto, saat ditemui Esposin di Kantor Desa Ngrombo, Senin (20/6/2022), mengatakan ada 212 perajin gitar di desa setempat yang tersebar di 15 RT dan 4 RW. Rata-rata per RT, ungkap dia, ada sekitar 5-10 perajin, sementara beberapa RT terkadang juga memiliki 30-50 perajin di daerahnya.
Suatu hari, Mbah Arjo Parno berkenalan dengan seorang pengusaha asal Kota Solo lalui belajar cara memproduksi gitar mulai dari pemilihan bahan baku, membuat kerangka gitar hingga finishing. Mbah Arjo Parno mempelajari cara membuat gitar selama berbulan-bulan. Kadang kala, ia melanjutkan pekerjaannya membuat gitar di rumah.
Baca juga: Kisah Jatuh Bangun Perajin Gitar Ngrombo Sukoharjo Terimbas Pandemi
Ternyata, tetangga rumah Mbah Arjo Parno penasaran dengan gitar yang dibuat di rumahnya di Ngrombo. Mereka lantas belajar membuat gitar. Lambat laun, jumlah pembuat gitar semakin bertambah setiap tahun. Akhirnya, sebagian warga setempat beralih pekerjaan sebagai perajin gitar hingga sekarang.
“Dahulu, pengerjaan produksi gitar masih menggunakan peralatan tradisional. Belum ada pola modifikasi dan custom menyesuaikan selera konsumen. Kalau sekarang lebih berkembang dengan banyak pilihan jenis dan modifikasi gitar,” papar kata Ketua Pokdarwis Ngrombo Kuncoro, Saryadi, saat berbincang dengan Esposin di Sukoharjo, Rabu (22/6/2022).