by Gigih Windar Pratama - Espos.id Solopos - Rabu, 8 Juni 2022 - 00:22 WIB
Esposin, SOLO — Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa di TPA Putri Cempo, Solo, yang dikelola investor PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) diprediksi bisa menghasilan pendapatan hingga Rp57 miliar per tahun.
Saat ini, PT SCMPP masih melengkapi berbagai peralatan yang akan digunakan untuk mengubah tumpukan sampah yang menggunung di TPA Putri Cempo menjadi energi listrik. Sampah ini akan menjadi sumber energi alternatif untuk memenuhi pasokan listrik sekaligus solusi untuk masalah sampah yang menggunung.
Masalah sampah di Solo dan sekitarnya diharapkan bisa diatasi dengan adanya PLTSa yang rencananya beroperasi penuh mulai 2023. “Saat ini sedang menunggu alat-alat yang kurang untuk PLTSa, rencananya pada 2023 mulai dioperasikan secara efektif,” ungkap Sub Koordinator Pengelolaan Sampah Kota Solo, Tofan Bimas Susanto, kepada Esposin, Selasa (7/6/2022).
Ia mengatakan rencananya PLTSa dioperasikan penuh pada 2023. Sementara itu, berdasarkan jurnal yang diterbitkan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berjudul Analisis Potensi Daya Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kawasan TPA Putri Cempo Solo disebutkan pertambahan sampah per tahun di TPA tersebut 2,81 persen.
Dari angka persentase tersebut, jika sampah tidak diolah akan ada total 3.069.903 ton sampah yang menggunung di TPA Putri Cempo pada 2038. Dengan adanya PLTSa Putri Cempo Solo diharapkan bisa mengolah sampah 160.200 ton per tahun.
Baca Juga: Walah! Uji Coba PLTSa Putri Cempo Solo Tertunda Lur, Ini Penyebabnya
Dengan proyek ini berlangsung selama 20 tahun, maka dalam jangka waktu tersebut, PLTSa Putri Cempo akan menghasilkan total Rp1,15 triliun.
Keuntungan lainnya adalah PLTSa diklaim tidak menghasilkan gas buang, artinya hasil olahan PLTSa sama sekali tidak menghasilkan emisi.
Baca Juga: PLTSa Putri Cempo Solo Ubah Teknologi, Jadwal Operasional Berubah?
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo, Gatot Sutanto, menyebut PLTSa tidak akan menghasilkan emisi sama sekali sehingga pembakaran atau pengolahan sampah menjadi listrik berjalan efisien.
“Teknologi yang digunakan PLTSa di Putri Cempo yaitu gasifikasi. Tidak menghasilkan emisi. Jadi sampah dimasukkan ke dalam reaktor dengan pengaturan oksigen sedemikian rupa dan dipanaskan sehingga sampah berubah menjadi gas sintetik [syngas],” ujar Gatot.
Syngas ini lah yang dimanfaatkan untuk menjadi bahan bakar genset setelah ada penyaringan dan pendinginan. Syngas mirip elpiji sehingga dijadikan sebagai bahan bakar