Langganan

Waspada! Kasus Tuberkulosis Solo Terus Meningkat, Tahun Ini Sudah 1.259 Kasus - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Candra Septian Bantara  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 30 Juli 2024 - 15:56 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi penyakit TBC. (Freepik.com)

Esposin, SOLO-- Jumlah pengidap penyakit Tuberkulosis (TBC) di Solo terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mencatat hingga pertengahan 2024 sudah ada 1.259 kasus. Masyarakat diminta waspada.

Sebagai gambaran pada 2023 kasus TBC di Solo sebanyak 786 kasus dan naik menjadi 892 kasus pada 2023. Kemudian untuk jumlah orang meninggal karena TBC hingga triwulan kedua 2023 mencapai 68 orang.

Advertisement

Adapun pada 2024 dari total 1.259 kasus TBC, 298 kasus di antaranya menyerang anak-anak. Sedangkan 41 kasus TBC lainnya menyerang orang dengan penyakit bawaan HIV/AIDS.

Sekretaris DKK Solo, Setyowati, mengatakan peningkatan jumlah pengidap TBC di Solo disebabkan dua hal. Pertama, kata dia, gencarnya pendataan sekaligus penemuan kasus baru yang dilakukan DKK Solo. Kedua masih ada sebagian masyarakat yang kesadaran terhadap TBC masih minim.

Advertisement

Sekretaris DKK Solo, Setyowati, mengatakan peningkatan jumlah pengidap TBC di Solo disebabkan dua hal. Pertama, kata dia, gencarnya pendataan sekaligus penemuan kasus baru yang dilakukan DKK Solo. Kedua masih ada sebagian masyarakat yang kesadaran terhadap TBC masih minim.

"Pada 2024 kami mengestimasikan bisa menemukan 2.355 kasus TBC di Solo, namun hingga sekarang yang positif terkonfirmasi TBC baru 1.259. Artinya menurut estimasi kami ada 1.096 pengidap TBC yang belum ditemukan. Biasanya yang belum ditemukan itu enggan melapor ke Puskesmas entah karena tidak sadar dia sakit, takut atau memang menganggap remeh penyakit ini," kata dia saat ditemui Esposin, di kantornya belum lama ini.

Padahal, menurut dia, DKK sudah punya kader TBC di tiap-tiap puskesmas yang tersebar di Solo. Mereka bertugas untuk melakukan penyuluhan TBC, memantau pengobatan pengidap, dan aktif melakukan tracing atau pendataan dini kepada orang yang berisiko.

Advertisement

Sementara itu, Dokter dan Kepala Puskesmas Gajahan, Farahdila Mirshanti mengatakan TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru-paru.

Menurut Farah, penyakit ini bisa menular lewat droplet atau air liur ketika pengidap batuk, bersin, bicara atau melakukan aktivitas lain yang memicu liur keluar.

Meski penularannya mirip flu atau pilek, kata dia, penularan TBC tidak semudah itu. Karena perlu kontak yang dekat dengan pengidap dan dalam waktu yang lama.

Advertisement

"Penularan TBC akan semakin cepat apabila berada di ruangan yang ventilasinya tidak baik dan tidak terkena sinar matahari. Selain itu, juga lebih mudah terkena kepada orang dengan imunitas rendah seperti HIV/AIDS," kata dia saat dihubungi Esposin, Selasa (30/7/2024)

Adapun gejala-gejala yang biasa dialami oleh pengidap TBC, kata dia, cukup beragam dan tergantung usianya. Seperti batuk selama tiga pekan atau lebih, batuk darah, nyeri dada, penurunan berat badan, demam, keluar keringat saat malam hari, dan kehilangan nafsu makan.

"Jika masyarakat mengalami gejala-gejala yang mengarah ke TBC segeralah datang ke puskesmas terdekat. Nantinya dilakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel dahaknya untuk di cek laboratorium. Semuanya gratis bahkan sampai tahap pengobatan hingga sembuh pasca dinyatakan positif TBC," terang dia.

Advertisement

Lanjut dia, ada sejumlah langkah pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat agar tidak terkena penyakit TBC. Mulai dari memperhatikan kelaikan ventilasi di rumah, menjaga pola hidup sehat, untuk bayi bisa ikut vaksin BCG, dan bila merasakan gelaja TBC segera periksa ke dokter dan memakai masker.

"TBC itu bukan aib, melainkan penyakit yang bisa disembuhkan secara sempurna asal rutin berobat. Jadi jangan takut untuk lapor ke Puskesmas atau bahkan takut dijauhi masyarakat karena terkena TBC. Justru dengan tahu bahwa positif TBC kita bisa lebih berhati-hati dan tidak menularkannya kepada orang lain," jelas dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif