by Redaksi - Espos.id Solopos - Kamis, 1 Maret 2012 - 17:47 WIB
Sementara itu, satu peleton Dalmas Polres Boyolali diturunkan untuk mengamankan Balai Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo. Tindakan itu diambil setelah muncul isu bakal ada ratusan warga yang akan menggeruduk. Warga tersebut adalah pihak yang mendukung pelaksanaan relokasi kantor kabupaten.
Kedatangan warga diterima Ketua DPRD, S Paryanto dan Wakil Ketua, Thontowi Jauhari dan Sujadi. Belasan warga didampingi oleh enam elemen masyarakat, yaitu Forabi Boyolali, Fitra Jateng, Badan Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) UMS, Pusat Telaah Informasi Regional (Pattiro), Koalisi Sipil Boyolai dan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).
Salah seorang warga Mojosongo yang juga mantan Ketua DPRD Boyolali periode 1999-2004, Miyono, pada audiensi itu mempertanyakan langkah DPRD yang tidak melakukan cek silang ke bawah. Belakangan akhirnya ditemukan banyak tanda tangan yang palsu.
“Semestinya Dewan mengecek dokumen alih status. Kalau seperti ini, maka Perda alih status harus dipertanyakan,” kata Miyono.
Sementara itu, Ketua DPRD, S Paryanto, ini semata untuk penjaringan aspirasi warga. Pertemuan tersebut tidak dimaksudkan untuk mengambil keputusan.
Sementara itu, petugas Dalmas Polres, Polsek Mojosongo dan Satlantas sudah disiagakan di Balai Kelurahan Kemiri sejak pagi, sekitar pukul 09.30 WIB. Petugas kepolisian bersiaga setelah mendengar isu akan adanya ratusan warga yang berniat datang ke kantor kelurahan. Namun sampai siang isu tersebut tidak terbukti.
(Yus Mei Sawitri/JIBI/SOLOPOS)