Langganan

Wali Kota Solo Dorong Kenalkan Inklusi Keuangan di Sekolah Lewat QRIS - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 24 Agustus 2024 - 16:50 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Esposin, SOLO–Wali Kota Solo Teguh Prakosa mendorong sekolah untuk menyediakan layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk semua transaksi di sekolah. QRIS mampu memberikan manfaat kepada para siswa.

“Kantin sekolah bisa memakai layanan digital. Ini mendidik anak-anak dengan teknologi. Anak-anak tidak perlu membawa uang saku. Tangan kotor lalu menyentuh makanan bisa dihindari,” jelas Teguh ditemui pada acara Talkshow Keuangan dan Sosialisasi Simpanan Pelajar bagi Guru dan Pelajar Kota di Balai Kota Solo, Jumat (23/8/2024).

Advertisement

Teguh menjelaskan Bank Jateng maupun bank lainnya bisa digandeng untuk memberikan kemudahan transaksilewat layanan QRIS di sekolah. Simpanan pelajar yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo mencapai 91.458 rekening. OJK Solo membantu siswa memiliki simpanan pelajar.

“Jangan tanggung-tanggung untuk mendidik anak gemar menabung. Setelah itu ya mestinya dengan menghadirkan teknologi di sekolah. Keuangan digital dikembangkan dengan menyasar anak usia dini,” jelas Teguh.

Teguh menjelaskan sejumlah sekolah didorong menyediakan QRIS sebagai percontohan sekolah lainnya di Kota Solo. Jumlah pelajar mencapai sekitar 112.000 siswa di Kota Bengawan.

Advertisement

Kepala OJK Solo, Eko Hariyanto, merespons positif usulan Teguh Prakosa untuk menerapkan QRIS di sekolah. Siswa yang menggunakan QRIS membuat transaksi lebih efisien, tidak perlu membawa uang tunai, dan lebih aman.

Menurut dia, jumlah simpanan pelajar Kota Solo mencapai Rp16,09 miliar dari 754 sekolah SD/MI sampai dengan SMP/MTS per triwulan II 2024. Capaian tersebut menjadi salah satu langkah dalam mengakselerasi peningkatan inklusi melalui pembukaan rekening untuk segmen SD/MI hingga SMP/MTS.

Menurut dia, ada sejumlah tantangan nasional dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, antara lain kegiatan literasi dan inklusi keuangan yang masih belum sepenuhnya dilakukan secara masif dan merata.

Advertisement

Berbagai upaya dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut, salah satunya OJK menginisiasi kolaborasi kegiatan literasi dan inklusi keuangan oleh seluruh kementerian/lembaga, Pelaku Usaha Jasa Keuangan, dan stakeholders terkait melalui pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan).

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif