by Ika Yuniati - Espos.id Solopos - Minggu, 16 Januari 2022 - 23:56 WIB
Esposin, SOLO -- Gerakan Orang Muda Peduli Sampah (Gropesh) hingga saat ini telah mengelola 127 bank sampah yang tersebar di sejumlah wilayah Soloraya. Salah satunya Bank Sampah Kitiran Emas di RW 008, Purwosari, Laweyan, Solo.
Bank sampah tersebut memiliki sekitar 127 anggota dan beberapa mitra pengepul. Pengumpulan sampah dilakukan tiap dua pekan sekali.
Warga datang dengan membawa sampah yang sudah dipilah dalam 40 kategori. Semuanya didata dan langsung dibawa pengepul yang sudah menunggui.
Baca Juga: Agar Maksimal, Papi Sarimah Solo Harus Ditopang Bank Sampah di Tiap RW
“Jadi konsep kami Bank Sampah portable, setor, dan angkut. Efektif di perkotaan kalau enggak ada lahan. Jadi enggak sekadar menjual sampah, mengubah mentalnya yang penting,” kata Ketua Gerakan Orang Muda Peduli Sampah (Gropesh) sekaligus Ketua Komunitas Bank Sampah Kerjanyata Solo Raya, Denok Marty Astuti, kepada Esposin, Minggu (16/1/2021).
Aktivitas Bank Sampah RW 008, Purwosari, Solo, tersebut mampu mengurangi sekitar dua ton sampah setiap bulannya. Denok mengatakan jika semua RW di Kota Solo punya bank sampah seperti di RW 008 Purwosari, bakal semakin banyak pengurangan sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo Mojosongo.
Baca Juga: Papi Sarimah Solo, Warga Bingung Mau Salurkan Sampah Nonorganik ke Mana
Dalam sehari PLTSa bakal mengolah sekitar 300 ton sampah. Menurut Denok, sistem pengolahan modern di TPA Putri Cempo Solo itu bisa jalan berdampingan dengan pengelolaan lewat bank sampah. Sehingga nantinya masyarakat teredukasi, sampah di TPA Putri Cempo juga makin berkurang.
Baca Juga: Camat Jebres Solo: Penghuni Indekos Juga Wajib Ikut Aturan Papi Sarimah
“PLTSa menghabiskan dulu sampah yang ada di TPA. Sementara masyarakat juga diedukasi lewat bank sampah sehingga bisa jalan beriringan. Ya bakal percuma misal sampah lama di TPS per hari diolah 300-an ton, lalu ditambah 250 ton sampah baru kan,” kata Denok.