Langganan

WADUK MENGERING: Curah Hujan Rendah, 2 Waduk di Kedawung Mengering

by Tri Rahayu Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 23 Mei 2012 - 09:42 WIB

ESPOS.ID - MENGERING--Kondisi waduk Botok di Kecamatan Kedawung mengering sejak awal Mei 2012 lalu. (Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

SRAGEN--Dua buah waduk dari tujuh waduk di Sragen mulai mengering sejak awal Mei lalu, yakni Waduk Botok dan Waduk Brambang di wilayah Kecamatan Kedawung. Volume air Waduk Botok susut sampai 95% sementara Waduk Brambang sudah mengering.

Advertisement

Mengeringnya dua waduk tersebut disebabkan intensitas hujan berkurang, sedangkan kebutuhan air bagi tanaman padi di bawahnya mencapai 600-700 liter/detik per hari.

Pengelola Waduk Botok dari Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Jateng, Sumaryono, saat dijumpai Espos.id, Selasa (22/5/2012), menerangkan selalu memantuan debit air Waduk Botok setiap hari dengan menggunakan piesometer, sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui kedalaman air dari permukaan tanah di tubung bendung.

Advertisement

Menurut Sumaryono, BPSDA memasang 17 unit piesometer di sekitar Waduk Botok. Berdasarkan hasil pantuan Sumaryono, volume air di waduk itu tinggal 5% atau susut 95%. Ketinggian air di waduk, kata dia, tinggal satu meter dengan volume 36.750 m3. Padahal ketinggian normal waduk ini mencapai tujuh meter.

Irigasi Bergilir Waduk Botok ini mampu memasok kebutuhan air bagi areal pertanian seluas 2.488 hektare yang menyebar di 16 desa di Kecamatan Kedawung. Dengan debit air yang minim, terang dia, pengelola harus bisa membagi air secara merata agar tanaman padi ribuan hektare itu tak gagal panen.

Advertisement

“Kami menggunakan sistem irigasi bergilir setiap satu jam sekali dengan debit air 740 liter/detik per hari. Kami optimistis tanaman padi yang hampir panen itu bisa diselamatkan menggunakan sistem itu,” ujarnya.

Petugas Pintu Air (PPA) Waduk Botok, Sutrisno, menambahkan tingkat kebocoran air di waduk ini masih tinggi. Meskipun BPSDA sudah menggelontorkan anggaran untuk perbaikan waduk pada 2011, paparnya, kebocoran air masih relatif tinggi. Saat elevasi air nomal, sambung dia, tingkat kebocoran waduk mencapai 350 liter/detik per hari.

“Padahal pintu sudah ditutup rapat. Hingga kini, saat elevasi air tinggal satu meter tetap terjadi kebocoran air. Namun volume air yang bocor relatif berkurang, yakni 100-200 liter/detik per hari. Petugas BPSDA di waduk ini sudah mengusulkan perbaikan kebocoran waduk untuk kali kedua,” tuturnya.

Menurut dia, kondisi serupa juga terjadi di Waduk Brambang yang berjarak sekitar satu kilometer dari Waduk Botok. Volume air di waduk itu sudah tak bisa dialirkan untuk kebutuhan irigasi.

Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif