by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Selasa, 14 Maret 2023 - 14:52 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Sebaran hujan abu akibat awan panas guguran di puncak Gunung Merapi pada Selasa (14/3/2023) pagi ternyata tak hanya terjadi di Cepogo, Boyolali. Dua kecamatan lain yakni Tamansari dan Musuk ternyata juga terdampak.
Kasi Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Rima Kusuma, mengungkapkan pada Selasa pagi terjadi awan panas guguran sebanyak dua kali yang mengakibatkan hujan abu di lereng timur.
Rima mencatat di Kecamatan Tamansari ada empat dukuh di Desa Mriyan yang terdampak hujan abu. Ia mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Boyolali sudah mendatangi dukuh terdampak di Mriyan untuk melakukan asesmen dan membagikan masker.
Asesmen dilakukan bersama petugas Polsek setempat dan Balai Taman Nasional Gunung (BTNG) Merapi. Ia menceritakan walaupun terjadi hujan abu akibat meningkatnya aktivitas Gunung Merapi, masyarakat terdampak di Boyolali tetap beraktivitas seperti biasa sambil tetap waspada.
Asesmen dilakukan bersama petugas Polsek setempat dan Balai Taman Nasional Gunung (BTNG) Merapi. Ia menceritakan walaupun terjadi hujan abu akibat meningkatnya aktivitas Gunung Merapi, masyarakat terdampak di Boyolali tetap beraktivitas seperti biasa sambil tetap waspada.
“Ada empat dukuh di satu RW Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, yang terdampak, yaitu Dukuh Banjarjo, Gumuk, Gobumi, dan Montong,” ujarnya saat dihubungi Esposin, Selasa siang.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan hujan abu di Kecamatan Musuk terjadi di Desa Cluntang. Namun, hujan abu di wilayah ini tak terlalu signifikan. Untuk wilayah Cepogo hujan abu terjadi di Dukuh Kujon, Wonosari, Taring, dan Wonodoyo yang semuanya di Desa Wonodoyo, Cepogo.
Daerah tersebut di antaranya Desa Sukabumi dan Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, serta Desa Suroteleng di Kecamatan Selo. “Kami dari Sukabumi melihat ada awan panas guguran sekitar pukul 06.00 WIB, lalu hujan abu terjadi cukup deras setengah jam kemudian, tapi tidak tebal,” ujarnya saat dihubungi Esposin, Selasa.
Ia mengungkapkan aktivitas pertanian tetap berlanjut dan petani memakai masker. Warga tetap beraktivitas normal. Sementara itu, berdasarkan pantauan Esposin di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB, hujan abu sudah berhenti.
Namun abu berwarna putih keabu-abuan menempel di permukaan benda. Salah satu warga Sukabumi, Warsito, 78, mengungkapkan hujan abu di tempatnya hanya berkisar setengah jam dan tidak mengganggu aktivitas warga.
“Sebelum ada hujan abu juga tidak ada suara. Sejak Sabtu ada erupsi baru kali ini hujan abu,” ujarnya saat berbincang dengan Esposin di Sukabumi.