by Moh Khodiq Duhri Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 17 April 2012 - 11:14 WIB
KLATEN--Delapan siswa siswa tuna rungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) B Yayasan Asuhan Anak Anak Tuna (YAAT) Klaten mendapat soal Bahasa Inggris jenis listening pada hari kedua pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Selasa (17/4/2012).
Kepala SLB B YAAT Klaten, Wardoyo saat ditemui wartawan di sekolahnya mengatakan, naskah soal UN Bahasa Inggris yang diterimanya disertai dengan kaset berisi soal listening. Padahal materi soal listening menuntut siswa memiliki pendengaran normal. “Mereka itu tidak bisa mendengar, mengapa diberi soal seperti itu. Dari delapan siswa tuna rungu, hanya satu siswa yg memiliki pendengaran sedikit lebih baik. Sisanya tuna rungu total,” ujar Wardoyo.
Menurut Wardoyo, pelaksanaan UN di tahun-tahun sebelumnya tidak ada soal Bahasa Inggris dalam bentuk listening yang diberikan kepada siswa tuna rungu. Pihaknya tidak mengetahui alasan mengapa delapan siswa yang mengalami gangguan pendengaran itu mendapatkan jenis soal listening.
“Kami tidak tahu. Kemungkinan ada kesalahan teknis saat pendistribusian soal UN,” kata Wardoyo.
Kendati berbentuk listening, Wardoyo tetap menginginkan siswanya bisa mengerjakan soal itu. Oleh sebab itu, pihaknya meminta para guru mengubah bentuk soal listening dengan bentuk tulisan. “Itu kebijakan kami sendiri. Namun kami tidak mengarahkan agar siswa memilih jawaban tertentu,” papar Wardoyo.