Langganan

TUKANG BECAK DITEROR : Tukang Becak di Solo Mengaku Diteror Orang Misterius - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 26 Mei 2015 - 18:00 WIB

ESPOS.ID - Linmas penangkal PGOT membantu penarik becak yang terlibat kecelakaan di seputaran Stadion Manahan, Rabu (27/8/2014). (Dok/JIBI/Solopos)

Tukang becak di Solo mengalami teror dari orang tak dikenal dan tak jelas tujuannya.

Esposin, SOLO -- Nasib para penarik becak di Kota Solo semakin terpinggirkan. Setelah kesulitan mencari nafkah akibat gelombang kendaraan bermotor, mereka kini mengalami teror dari orang tak dikenal. Hampir setiap hari penarik becak mendapat intimidasi hingga pemukulan tanpa motif yang jelas.

Advertisement

Teror dilakukan pada tukang becak yang biasa tidur di pinggiran jalan di Kota Solo. Saat sedang terlelap, mereka sering dijungkalkan dari becak oleh sejumlah pemuda tak dikenal. Beberapa penarik becak bahkan pernah dilempar air kencing yang dibungkus plastik. Aksi pemukulan juga tak jarang dialami buruh non-formal tersebut.

“Saya pernah dijungkirke saat tidur malam hari. Teman saya malah pernah dipukul kakinya pakai tongkat. Ini maksudnya apa,” ujar Don, 51, seorang tukang becak saat berbincang dengan Esposin, Selasa (26/5/2015).

Teror dan penganiayaan tak hanya terjadi sekali dan di satu tempat. Informasi yang dihimpun Esposin, teror mulai marak beberapa bulan terakhir dan menyasar beberapa tempat mangkal tukang becak seperti Jl. Slamet Riyadi, Coyudan, Gladak, hingga Gajahan. Pelaku teror biasanya mengambil waktu pukul 23.00 WIB hingga dini hari. Mereka bergerombol sekitar empat-lima orang. “Setelah melakukan teror mereka langsung pergi naik sepeda motor,” sambung Don.

Advertisement

Penarik becak lain, Gondring, 63, mengaku tak habis pikir dengan teror tersebut. Menurutnya para tukang becak tidak pernah mengganggu dan memiliki masalah dengan pihak lain. Saat tidur di pinggir jalan malam hari, Gondring mengatakan penarik becak tidak punya pilihan. “Kami belum punya penghasilan untuk bekal pulang ke kampung halaman. Jadi terpaksa tidur di becak sampai dapat uang,” tutur lelaki asal Sragen tersebut.

Advertisement
Advertisement
Adib Muttaqin Asfar - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif