Langganan

Trauma Erupsi Merapi 2006, Sebagian Pengungsi Asal Balerante Klaten Bertahan Meski Jenuh - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Taufiq Sidik Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 25 Desember 2020 - 22:00 WIB

ESPOS.ID - Tempat evakuasi sementara (TES) Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jumat (25/12/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Esposin, KLATEN -- Dua bulan menghuni tempat evakuasi sementara atau TES membuat para pengungsi erupsi Merapi dari beberapa wilayah Klaten merasa bosan dan jenuh. Bahkan sejumlah pengungsi akhirnya memilih pulang ke rumah masing-masing.

Sementara sebagian lain memilih bertahan meski harus bergelut dengan kebosanan. Mereka yang memilih bertahan mengungsi beralasan trauma dengan erupsi Merapi 2006 lalu.

Advertisement

Jemingan, 29, adalah salah satu pengungsi yang bertahan meski harus berusaha sekuat mungkin menahan kejenuhan. Warga Dukuh Sambungrejo, Desa Balerante, Klaten, itu mengakui menghuni barak pengungsian selama hampir dua bulan mulai membuatnya jenuh.

Jenuh, 22 Pengungsi Erupsi Merapi Desa Balerante Klaten Putuskan Pulang

Advertisement

Jenuh, 22 Pengungsi Erupsi Merapi Desa Balerante Klaten Putuskan Pulang

Apalagi, pengungsi asal Balerante, Klaten, itu mengatakan sejauh ini Merapi juga belum menunjukkan peningkatan aktivitas yang siginifikan terkait erupsi. Namun, ia dan warga lain dari kampungnya memilih menghilangkan keinginan untuk pulang ke rumah sementara waktu.

Mereka tetap bertahan di barak pengungsian. “Sekuat-kuatnya bertahan. Kami khawatir seperti kejadian 2006 lalu. Setelah beberapa bulan mengungsi kemudian pulang. Saat sampai rumah, Merapi meletus,” kata Jemingan kepada Esposin, Jumat (25/12/2020).

Advertisement

Kebakaran Indekos Gembongan Kartasura, Begini Posisi 3 Korban Meninggal Saat Kejadian

Kelelahan

Jemingan menjelaskan jumlah pengungsi erupsi Merapi asal Sambungrejo, Balerante, Klaten, mencapai 104 orang. Hingga kini hanya ada dua keluarga terdiri atas enam jiwa yang memilih bertahan di rumah mereka.

Sebagai informasi, Sambungrejo merupakan dukuh di Desa Balerante yang paling berdekatan dengan puncak Gunung Merapi. Sementara itu, koordinator pengungsian Desa Balerante, Jainu, mengatakan ada sebagian pengungsi yang memilih pulang dan tidak kembali ke pengungsian selama sepekan terakhir.

Dugaannya mereka sudah mulai jenuh dan kelelahan bolak-balik ke barak pengungsian. Jainu mengatakan sebelumnya ada 279 pengungsi asal Balerante. Hingga Kamis (24/12/2020) malam tercatat tinggal 257 pengungsi. Artinya ada pengurangan sebanyak 22 orang.

Advertisement

3 Orang Meninggal, Kebakaran Indekos Gembongan Kartasura Diduga Karena Mesin Motor Dipanasi

Berikut data jumlah pengungsi erupsi Merapi dari Klaten hingga Kamis (24/12/2020): Desa Balerante : 257 jiwa - Anak Balita : 18 orang - Warga Lansia : 34 orang - Orang Dewasa : 141 orang - Ibu menyusui : 6 orang - Ibu hamil : 2 orang - Penyandang Disabilitas : 9 orang - Anak-anak : 47 orang - Ternak : 115 ekor Asal pengungsi Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang, Ngelo, dan Sukorejo

Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang : 85 jiwa - Anak Balita : 6 orang - Warga Lansia : 19 orang - Orang Dewasa : 43 orang - Penyandang Disabilitas : - - Anak-anak : 17 orang Asal pengungsi Dukuh Canguk, Sumur, dan Pajegan

Advertisement

Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang: belum ada warga yang mengungsi

Sumber : Pusdalops BPBD Klaten (tau)

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif