by Rini Yustiningsih Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 3 Juli 2014 - 23:09 WIB
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Tidy mengunggah foto bocah pengemis menggendong bayi. Pantauan kru Esposin, di keterangan foto yang di-posting tersebut disebutkan foto itu ia ambil Senin (30/6/2014) pukul 04.12 WIB di sekitar trotoar Pasar Palur Karanganyar. Namun pada Kamis (3/7/2014) postingan foto di grup KPFS tersebut telah hilang.
Foto citizen journalism karya Tidy Giwangkara Dyaksa itu menyedot keprihatinan netizen di Fanpage FB Solopos dan mendapatkan lebih dari 3.721 like hanya dalam waktu satu jam setelah diunggah Rabu (2/7/2014). Selain menyedot keprihatinan, sejumlah netizen juga meragukan foto tersebut karya cipta Tidy. Beberapa netizen bahkan menyertakan link yang menunjukkan foto itu pernah dimuat dua tahun lalu.
Menanggapi hal ini, kru Esposin mengirimkan message di Facebook Tidy untuk menanyakan kejelasan foto tersebut.
Dalam pesannya kepada kru Esposin, Tidy mengirimkan pernyataan. Tidy mengakui foto tersebut bukan hasil karyanya. Dia mengatakan meminta maaf kepada KPFS dan Solopos atas kekeliruan yang telah terjadi. (Lihat screenshot foto permintaan maaf Tidy)
“Setelah mendengar 'masukan' dari banyak orang, saya memutuskan bahwa foto itu bukan milik saya mas. Saya hanya mengambil apa yg sudah orang ambil dari saya. Saya meminta maaf kepada KPFSI dan Solopos atas kekeliruan ini. Saya meminta maaf sebesar-besarnya. Anggaplah saya hanya seorang yg khilaf saja.”
Dalam pesan itu pulaTidy juga menyebutkan banyak karya dia yang juga diambil tanpa izin oleh beberapa pihak. Termasuk foto Solo Batik Carnival karyanya yang menurut dia diambil oleh beberapa pihak.
“Untuk kasus foto tersebut [foto bocah pengemis], walaupun mungkin cara saya salah tapi saya bangga bahwa lewat foto yg saya angkat tersebut, banyak gerakan yang mulai bergerak untuk membantu mereka.”Kru Esposin juga sempat menghubungi nomor telepon seluler Tidy, namun hanya terdengar nada sambung. Advertisement“Sekali lagi saya meminta maaf kepada KPFSI, masyarakat luas dan Solopos pada khususnya tentang kasus ini. Biarkan ini jadi pembelajaran bagi saya dan orang lain agar tidak seenaknya 'mencuri' karya orang. Saya salah satu korbannya mas, dan saya dirugikan.”
Sementara itu, salah satu admin grup KPFS, Eddy Asa mengatakan keanggotaan FB KPFS bersifat terbuka, dan tidak mungkin melakukan pengecekan satu per satu atas foto yang diunggah merupakan hasil karya pengunggah atau tidak. Foto yang diunggah ke Grup Facebook KPFS juga menjadi tanggung jawab pengunggah.