by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Jumat, 20 Mei 2022 - 20:34 WIB
Esposin, BOYOLALI – Pada sepanjang jalur arteri Boyolali mulai dari Sruwen hingga Exit Tol Ngasem, ada beberapa jalur yang rawan kecelakaan. Untuk mempermudah pendataan kecelakaan, Satlantas Polres Boyolali membagi sepanjang jalan tersebut menjadi enam penggal.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Boyolali, Ipda Budi Purnomo, menjelaskan pihaknya melakukan pemetaan jalan dengan memenggal menjadi enam ruas di jalur arteri. Dimulai penggal I dari daerah Sruwen hingga pertigaan Kebon Jeruk, Ampel. Kemudian penggal II di pertigaan Kebon Jeruk hingga pertigaan Prof. Soeharso, Ampel.
Selanjutnya, penggal III ada di pertigaan Prof. Soeharso sampai dengan pertigaan Kenteng, Boyolali. Kemudian penggal IV ada di pertigaan Kenteng hingga perempatan Terminal Lama Boyolali. Untuk penggal V dimulai dari perempatan Terminal Lama hingga Pertigaan Wika, Mojosongo. Kemudian Penggal VI dari pertigaan Wika hingga Exit Tol Ngasem.
“Kalau berdasarkan data dari Januari sampai April, ada data kecelakaan. Namun yang rawan laka ada di penggal yang ada di daerah Ampel dan penggal VI [pertigaan Wika hingga Exit Tol Ngasem],” jelas Ipda Budi saat dijumpai Esposin di kantornya, Kamis (19/5/2022).
Ia mengatakan, berdasarkan data terakhir pada bulan April 2022, di penggal I terjadi sebanyak 2 insiden kecelakaan. Kemudian di penggal II terjadi 2 insiden kecelakaan. Pada penggal II terjadi 1 kecelakaan, penggal IV terjadi 7 kecelakaan, penggal V terjadi 3 kecelakaan, dan penggal VI terjadi 8 kecelakaan.
Baca juga: Lokasi Laka Maut 2 Truk di Teras Boyolali Ternyata Rawan Kecelakaan
“Pada bulan April ada 23 kecelakaan yang terjadi di jalur arteri Boyolali mulai dari Sruwen hingga Exit Tol Ngasem. Total 24 kalau ditambah kecelakaan di Tol Boyolali Jalur A. Untuk Jalur B nol kecelakaan,” jelasnya.
Tak hanya berada di jalan-jalan utama, pendataan kecelakaan juga menyebar di 22 kecamatan yang ada di Boyolali. “Kalau wilayah kecamatan yang sering ada kecelakaan di wilayah Ngemplak dan Boyolali Kota,” jelasnya.
Baca juga: Kecelakaan Boyolali: Mobil Tabrak Hik Gegara Hindari Truk Tetiba Belok
Untuk wilayah Ngemplak, Budi mengatakan seringnya kecelakaan karena wilayah tersebut berbatasan dengan wilayah kabupaten/kota tetangga yang ramai mobilitasnya. Keramaian mobilitas juga mengakibatkan wilayah Kecamatan Boyolali sering terjadi kecelakaan.
“Untuk kecelakaan yang terjadi di wilayah kecamatan tapi di luar jalur arteri dan tol, jumlahnya tidak dimasukkan ke data per penggal karena beda,” kata dia.