by Kurniawan - Espos.id Solopos - Rabu, 17 Agustus 2022 - 20:24 WIB
Esposin, SOLO -- Sebanyak 77 balon merah putih dan 45 ekor burung merpati dilepaskan seusai upacara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di Terminal Tirtonadi Solo, Rabu (17/8/2022). Dari 77 balon itu, ada 10 balon yang membawa voucer uang tunai ratusan ribu rupiah.
Acara digelar di lantai II terminal dengan dihadiri Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah X Jateng dan Jogja, Eko Agus Susanto. Kepala Terminal Tipe A Tirtonadi Solo, Joko Sutriyanto, saat diwawancarai Esposin seusai acara mengatakan kegiatan tersebut mempunyai pesan khusus.
“Maksudnya 77 itu usia kemerdekaan RI, persatuan dan kesatuan tetap terjaga. Ada semangat bahwa mimpi-mimpi di terminal pelayanan setinggi mungkin terbangnya. Lalu 45 merpati bahwa kita mengacu perjuangan pahlawan,” ujarnya.
Pada momen hari kemerdekaan RI, Terminal Tipe A Tirtonadi Solo juga ingin berbagi kepada masyarakat dengan memasang kupon atau voucer di beberapa balon merah putih yang diterbangkan pada pagi itu.
Dari 77 balon yang dilepaskan ada 10 balon yang dipasangi voucer uang tunai Rp500.000 dan Rp200.000. “Ada satu balon dengan voucer Rp500.000, dan sembilan balon voucer Rp200.000 ditambah merchandise,” terang Joko.
Baca Juga: Terminal Tirtonadi Solo Lepas Balon Berhadiah, Ini Cara Tukar Hadiah
Merchandise tersebut berupa kaus Terminal Tipe A Tirtonadi Solo. Bagi masyarakat yang menemukan balon yang ada voucernya dapat menghubungi admin yang tertera pada secarik kertas yang telah di-laminating pada balon tersebut.
Sementara itu, Eko Agus Susanto mengatakan sebanyak 20 terminal di Jateng dan Jogja memang diinstruksikan menggelar kegiatan serupa yakni melepas balon merah putih seperti yang dilakukan Terminal Tirtonadi Solo. Namun konsep dan teknis kegiatan di masing-masing terminal sesuai dengan kreativitas mereka sendiri.
Baca Juga: Bendera Raksasa Berkibar di Bendung Tirtonadi Solo
“Jadi ini serentak untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, dan terminal biar bangkit seperti tagline-nya. Jadi kita akan lakukan itu, untuk bangkit dari masa pandemi kemarin, ke masa yang lebih bagus, masa kenormalan baru,” tuturnya.
Eko menjelaskan terminal tidak lagi semata sebagai simpul transportasi umum, melainkan harus juga mengedepankan pola-pola baru. Terminal harus bisa dijual kepada masyarakat umum dengan adanya fungsi-fungsi baru layanan.
“Kami dituntut agar melakukan pola-pola baru, yaitu make use. Artinya tidak hanya digunakan transportasi bus, harus ada kegiatan-kegiatan lain. Pimpinan bilang harus tanda petik menjual terminal ke masyarakat,” katanya.