by Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Senin, 2 November 2020 - 07:00 WIB
Esposin, SRAGEN -- Pemerintah Desa (Pemdes) Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, mengubah tanah kas desa yang kurang terawat menjadi lokasi Pasar Bahulak yang ramai.
Pasar ini khusus menjajakan aneka kuliner atau jajanan tradisional. Beberapa jajanan tradisional yang bisa dinikmati di Pasar Bahulak antara lain sega ketingan, sega loyang, wedang gemblung, pecel gendar, plencing, dan lain-lain.
Namun, kuliner yang cukup digemari dan jadi primadona di Pasar Bahulak adalah wedang gemblung. Wedang gemblung itu terbuat dari ramuan susu, jahe, lombok. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya.
Angkut Rombongan Wisatawan ke Tawangmangu Karanganyar, 2 Truk Diminta Putar Balik
Sementara sega ketingan itu isinya nasi, gudangan, gereh bakar, dan irisan telur. "Biasanya wedang gemblung dan nasi ketingan ini habis duluan sebelum pukul 09.00 WIB,” ujar papar Kepala Desa (Kades) Karungan, Joko Sunarso, kepada Esposin, Sabtu (31/10/2020).
Pasar Bahulak menempati tanah kas Desa Karungan tepatnya Dukuh Sawahan, Kecamatan Plupuh, Sragen. Selama bertahun-tahun, tanah kas desa itu terkelola dengan baik. Lahan itu dinilai kurang cocok untuk usaha pertanian.
“Karena pengelolaannya kurang tepat, tanah kas desa itu malah terkesan kumuh dan angker. Makanya, sekarang tanah kas itu kami manfaatkan sebagai lokasi pemberdayaan masyarakat. Salah satunya sebagai lokasi Pasar Bahulak,” terang Joko Sunarso.
Solo Tambah 38 Kasus Positif Covid-19 Pada Akhir Pekan, 14 Orang Dari Uji Swab Mandiri
Awalnya, Pasar Bahulak hanya buka setiap selapanan atau 35 hari sekali. Namun, tingginya antusiasme warga terhadap pasar ini membuat Pemdes Karungan membuka Pasar Bahulak sekali dalam dua pekan.
Pedagang pasar itu juga buka dasaran pada Minggu (1/11/2020) pagi. “Pasar Bahulak ini diikuti sekitar 60 pedagang. Mereka sudah melalui proses seleksi oleh pengurus BPD dan perangkat desa. Hanya pedagang yang menjajakan aneka makanan atau minuman tradisional yang kami tunjuk untuk memeriahkan Pasar Bahulak,” ujarnya.
417 Orang Lolos Seleksi CPNS Sukoharjo, 7 Lowongan Tak Terisi
Semua jajanan tradisional itu tidak dibeli dengan uang rupiah secara langsung. Sebelum masuk ke kompleks pasar, pengunjung harus menukar uang rupiah dengan koin yang disediakan penyelenggara. Satu koin seharga Rp2.000.
“Karena situasinya masih dalam pandemi Covid-19, semua pengunjung kami wajibkan pakai masker. Kami juga menyediakan tempat cuci tangan di area parkir. Pengunjung juga akan kami cek suhu tubuhnya. Kegiatan ini dalam pengawasan Satgas Covid-19 tingkat desa,” papar Joko.