Langganan

Tari Bedhaya Anglir Mendhung Disiapkan untuk 1 Tahun Jumenengan Mangkunegoro X - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 22 Februari 2023 - 10:06 WIB

ESPOS.ID - Pengageng Kawedanan Mandrapura Pura Mangkunegaran, KPH Tjuk Susilo. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Esposin, SOLO -- Tarian Bedhaya Anglir Mendhung dengan iringan gamelan Kyai Kanyut Mesem bakal dipentaskan pada upacara Tingalan Wiyosan Jumenengan Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng KGPAA Mangkunagoro X yang Pertama, Rabu (1/3/2023). Tarian sakral itu membutuhkan ritual khusus.

Pengageng Kawedanan Mandrapura Pura Mangkunegaran, KPH Tjuk Susilo, menjelaskan tarian sakral itu dipentaskan tujuh gadis selama kira-kira selama 30 menit.

Advertisement

"Biasanya kami nyekar Mangkunegoro terdahulu, minta izin supaya acara berjalan baik dan penarinya puasa sehari supaya bersih," kata dia ditemui di Pura Mangkunegaran, Selasa (21/2/2023) sore.

Dia mengatakan tidak ada persiapan khusus bagi penari karena Pura Mangkunegaran memiliki sejumlah penari yang piawai. Mereka berlatih satu bulan sebelum upacara.

Advertisement

Dia mengatakan tidak ada persiapan khusus bagi penari karena Pura Mangkunegaran memiliki sejumlah penari yang piawai. Mereka berlatih satu bulan sebelum upacara.

Menurut dia, Bedhaya Anglir Mendhung hanya dipentaskan ketika jumenengan atau upacara naik tahta dan ulang tahun naik tahta.

"Bedhaya Anglir Mendhung ada sejak Mangkunagoro I. Itu melambangkan Raden Mas Said pada waktu itu," ujarnya.

Advertisement

Tjuk mengatakan Pura Mangkunegaran mengundang sebanyak 350 tamu atau diperkirakan ada sekitar 700 orang hadir pada upacara Tingalan Wiyosan Jumenengan Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng KGPAA Mangkunagoro X yang Pertama.

Para tamu adalah Catur Sagatra, yakni Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pura Pakualaman, dan Pura Mangkunegaran.

Tjuk menjelaskan undangan juga disampaikan kepada sejumlah tokoh negara dan kepala daerah, antara lain Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dia belum bisa memastikan para tamu itu sampai ada konfirmasi kehadiran.

Advertisement

Para tamu itu diundang pukul 09.30 WIB. Mereka masuk Pura Mangkunegaran melalui pintu selatan menuju pendapa.

Menurut dia, para tamu akan hadir dengan disambut prajurit yang berjajar. Upacara dimulai pembukaan, doa, Mangkunegoro X masuk pendapa Pura Mangkunegaran.

Kemudian ada pentas Bedhaya Anglir Mendhung dengan iringan gamelan Kyai Kanyut Mesem. Berikutnya ada sesi atur pambagyo atau ucapan selamat ulang tahun jumenengan serta sabda dalem dari Mangkunegoro X. 

Advertisement

Laman resmi Pura Mangkunegaran menjelaskan KGPAA Mangkunagoro I merupakan pemegang tahta pertama di Pura Mangkunegaran pada 1757 sampai 1795. Beliau memiliki keahlian dalam seni karawitan dan ahli memukul gamelan Kyai Kanyut

Setiap hari kelahiran Mangkunagoro I, yaitu pada Minggu Legi diselenggarakan bermacam- macam seni pertunjukan antara lain seni tari, wayang kulit dan wayang orang.

Kecintaan Mangkunagoro I pada bidang kesenian mendorongnya untuk menghimpun dan membentuk kelompok-kelompok seniman yang terdiri dari seniman wayang, seniman tari, dan seniman pengrawit. 

Kesenian wayang orang yang tersohor merupakan buah karya Mangkunagoro I. Pemain wayang orang terbatas pada abdi dalem waktu itu. Pertama kali wayang orang dipentaskan secara terbatas dan dinikmati oleh kerabat dan punggawa. 

Semula pakaian penari sederhana seperti pakaian adat Pura Mangkunegaran. Latihan dan pertunjukan kesenian seperti wayang kulit dan wayang orang bertujuan untuk menyampaikan ajaran-ajaran luhur, hiburan, dan apresiasi.

Mangkunagoro I sebagai seorang pujangga telah membuat beberapa karya besar yang mengandung ajaran utama bagi kerabat, punggawa, dan abdi dalem.

Salah satu karya besarnya adalah Palagan yang mengisahkan pengalaman pertempuran Mangkunagoro I dan pasukannya untuk mempertahankan Mataram dari penguasaan Belanda. 

Palagan kemudian diubah dalam bentuk tari Bedhaya Mataram Senopaten yang sekarang dikenal dengan nama Beksan Bedhaya Anglir Mendhung yang ditarikan oleh tujuh orang penari perempuan. 

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif