by Redaksi - Espos.id Solopos - Kamis, 4 Agustus 2011 - 11:25 WIB
Boyolali (Esposin)--Sejumlah petani di wilayah Boyolali utara mulai memilih untuk menjual jerami yang telah rusak dan mengalami gagal panen, menyusul mulai munculnya serangan hama tikus di lahan pertanian mereka.
Salah seorang petani asal Desa Karangkepoh, Kecamatan Karanggede, Boyolali, Wandi, menjelaskan pihaknya terpaksa menjual jerami itu, karena dipastikan tanaman padi miliknya gagal panen.
“Serangan hama tikus itu sudah terjadi sekitar dua pekan lalu. Tanaman padi menjadi patah dan tidak bisa menghasilkan bulir padi. Daripada tidak dimanfaatkan lebih baik kami jual untuk pakan ternak,” ujarnya saat ditemui Espos di sela-sela berjualan di pinggir jalan Karanggede-Gemolong, Rabu (3/8/2011).
Ditambahkan Wandi, selain dirinya, juga ada beberapa petani yang memilih menjual jerami untuk mengurangi risiko kerugian yang dialami. Bahkan, jelas Wandi, dirinya juga menerima beberapa ikat jerami untuk dijual. “Ada yang setor untuk minta dijualkan,” papar dia. Selama ini, jelas Wandi, dirinya mampu menjual sekitar 30-50 bongkok atau ikat jerami. Tiap ikat, menurut Wandi, seharga Rp 13.000-Rp 15.000.
Petani lainnya, Joko mengaku dirinya juga terpaksa menjual jerami itu untuk menutup kerugian yang dialaminya. Sebelumnya, serangan hama tikus itu belum terjadi. Bahkan, para petani di wilayah Karanggede masih bisa menikmati panen.
“Meski ada serangan hama wereng, tetapi petani masih bisa mengatasi. Ternyata ada serangan hama tikus. Sudah ada beberapa lahan yang terkena serangan,” ujarnya.
Dijelaskannya, di ruas jalan Karanggede-Gemolong, terutama memasuki wilayah Karanggede memang ada beberapa petani yang menjual jerami untuk pakan ternak.
(fid)