by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Senin, 30 Maret 2020 - 08:00 WIB
Esposin, KLATEN - Randulanang menjadi salah satu desa di Kecamatan Jatinom yang menjadi sentra petani durian di Klaten. Pohon durian menjulang di pekarangan hingga kebun warga meneduhkan perkampungan.
Saat musim panen durian tiba antara akhir tahun hingga awal tahun, durian hasil panen petani Randulanang Klaten dipasok ke berbagai daerah. Tak hanya diberi para tengkulak, warga membuka lapak di sepanjang jalan desa menawarkan durian yang sebagian hasil panen dari kebun mereka.
Via Vallen Tes Corona, Positif atau Negatif?
Saban akhir pekan tiba, warga dari berbagai daerah berdatangan demi memburu durian hasil panen petani Randulanang. Membeli buah durian langsung dari para petaninya menjadi alasan warga berbondong-bondong ke Randulanang sepanjang musim panen durian tiba. Selain itu, ada garansi buah durian bisa ditukar jika rasa durian tak manis.
Untuk kian mengenalkan wilayah Jatinom sebagai sentra durian, saban tahun digelar festival durian di Lapangan Randulanang. Ribuan warga berebut buah durian yang sudah dikupas dan dikemasi seperti yang digelar pada 2 Februari 2020 lalu.
Kini, warga dan pemerintah desa setempat berniat mengembangkan agrowisata. Tentu saja durian menjadi ikon di kawasan agrowisata Randulanang Klaten nantinya. Tanah kas desa seluas 4 hektare (ha) disiapkan untuk ditanami 100 pohon durian tahun ini. Lokasinya di sekitar Kali Bagor yang juga dikembangkan sebagai kawasan wisata alam.
Buntut Perseteruan 2 Perguruan Silat Sragen, 6 Tugu dan Rumah Warga Dirusak
Kasi Kesejahteraan dan Pelayanan Desa Randulanang, Haryanto, menjelaskan pemerintah desa sudah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan agrowisata itu. Dana senilai Rp400 juta dialokasikan melalui APB desa salah satunya untuk membeli 100 bibit pohon durian bawor.
Sekjen MUI Sarankan Indonesia Segera Di-Lockdown
“Perkiraan kami selama dua hingga tiga tahun setelah tanam pohon mulai berbuah. Tentu saja kami mencari bibit yang berkualitas dan ditanam menggunakan teknologi pertanian,” kata Haryanto saat berbincang dengan Esposin, Sabtu (28/3/2020).
Haryanto mengatakan pengembangan agrowisata dengan mengandalkan durian itu digadang-gadang menjadi destinasi wisata baru di Klaten. Selain itu, pengembangan agrowisata diharapkan mampu mendongkrak pendapatan asli desa (PAD).
“Kami berharap dari pengembangan agrowisata ini ada peningkatan ekonomi masyarakat ketika wisatawan berdatangan,” urai dia.