by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Rabu, 16 Maret 2022 - 09:01 WIB
Esposin, BOYOLALI – Dian Nurhasanah, remaja 19 tahun asal Dusun Penggung, Desa Penggung, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, telah memulai bisnis korean cake sejak 6 Januari 2022. Sebelum memulai bisnis kue custom, Dian ternyata pernah mengalami beberapa kegagalan dalam merintis usaha.
Dian pernah memproduksi kue brownies pada 2020, namun usaha remaja Boyolali tersebut tidak berjalan lancar. Kemudian, ia mencoba berdagang make up, skin care, dan jilbab tapi juga belum berhasil. Macam-macam usaha telah ia jalani sejak lulus sekolah pada 2020 untuk menambah penghasilannya sebagai penjaga kedai minuman.
“Dulu ya jual ini itu, kemudian baru nemu korean cake itu lihat Tiktok. Terus iseng-iseng buat kuenya, di-upload eh ada yang order. Ya sempat bisnis aja soalnya untuk tambahan penghasilan. Soalnya gaji di kedai minuman di bawah UMR [Upah Minimum Regional]. Masa hidupku hanya gini-gini saja,” ungkap Dian kepada Esposin saat ditemui di rumahnya pada Minggu (13/3/2022).
Baca juga: Fans Boyband BTS di Boyolali Sukses Buat Korean Cake, Segini Hasilnya
Baca juga: Fans Boyband BTS di Boyolali Sukses Buat Korean Cake, Segini Hasilnya
Dian terlahir dari keluarga sederhana, sang ayah seorang juru parkir dan ibu sebagai buruh pembuat makanan ringan. Sehingga, Dian ingin bekerja keras. Dari pagi hingga sore bekerja di kedai minuman, kemudian malam hingga dini hari ia membuat kue-kue pesanan.
“Jadi pagi sampai sore aku bekerja di kedai minuman, terus pulang lanjut buat kue. Selesai kadang jam 12 malam. Nanti jam 3 dini hari bangun tinggal gambar dan dekorasi karena malamnya sudah aku bentuk bulat-bulat,” ungkap dia.
“Setiap hari buatnya. Kalau capai sih capai. Tapi aku ingin bercapai-capai di masa muda. Dan aku nggak merasa mudaku terenggut, lebih baik bekerja waktu muda sekarang karena masih kuat. Sekarang juga pematangannya usahaku, pengenku susahnya sekarang, nanti tua tinggal enaknya,” ungkap dia.
Baca juga: Daftar Artis Datang ke Banyudono Boyolali di Acara HUT Parfi
Dian mengaku, pada awal usaha juga didukung oleh orang tuanya. Mereka membelikan Dian mixer dan juga over kompor.
“Itu belinya Lebaran tahun kemarin, awalnya untuk buat kue Lebaran. Tapi alhamdulillah kepakai sampai sekarang. Kadang orang tua juga ngebangunin saat aku ketiduran buat kue, sempat gosong juga kuenya,” ingat Dian sambil tertawa.
“Sekarang sudah balik modal banget. Sehari lumayan, kalau pas orderan banyak bisa sampai Rp400.000, kalau standar ya Rp100.00-an ribu. Jadi tiap hari aku ambil separuh dari hasil untuk modal, separuh lagi aku tabung,” jelasnya.
Baca juga: Jelang Ramadan, Perajin Tembaga di Tumang Boyolali Kebanjiran Pesanan
Ayah Dian, Haryanto, 51, menjelaskan memang Dian memiliki karakter pekerja keras. Selaku orang tua, Haryanto merasa bangga dengan anak kedua dari tiga bersaudara tersebut.
“Tapi tetap kasihan, umur 19 tahun tapi sudah bekerja hampir 24 jam. Kalau teman sebayanya kan masih suka bermain sana-sini, terus bisa kuliah dibiayai orang tua. Berhubung kami orang kurang mampu, dia nggak bisa kuliah terus cari uang sendiri,” ungkap Haryanto.
Walau tak bisa membantu Dian, Haryanto berharap sang anak tetap dapat meraih apa yang dicita-citakan sang anak.
“Harapannya semoga Allah selalu memberikan kesehatan untuk dia dan supaya dia bisa punya toko roti sendiri. Terakhir supaya dia juga bisa membantu orang lain yang membutuhkan,” harapnya.