Langganan

Soto Boyolali di Mata Sejarawan: Sarana Nostalgia dan Beraneka Ragam Lauknya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 15 Januari 2023 - 06:48 WIB

ESPOS.ID - Karyawan siap menyajikan soto di warung Soto Seger Hj. Fatimah Jl. Garuda, Boyolali, Senin (15/11/2021). Soto seger merupakan salah satu makanan khas di Boyolali. (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Esposin, BOYOLALI--Beragam soto di Kabupaten Boyolali tersebar dari satu kecamatan ke kecamatan lain. Bahkan, tak hanya antara kecamatan, Soto Seger Boyolali telah berekspansi ke daerah Solo dan sekitarnya, bahkan di Jakarta dan sekitarnya.

Sejarawan Solo, Heri Priyatmoko, mengungkapkan soto sebenarnya merupakan makanan yang sudah umum di Indonesia.

Advertisement

“Nah, untuk Soto Boyolali menurut saya kekuatannya selain kesegaran kuahnya yang selalu terjaga, nilai plusnya adalah di sajian yang ada di meja makan. Ada usus, sundukan, macam-macam, jadi tidak hanya tahu, tempe, karak, tapi beragam,” ungkapnya saat dihubungi Esposin, Jumat (13/1/2023) sore.

Ia mengungkapkan terkait rasa soto memang setiap orang memiliki seleranya masing-masing. Akan tetapi, aneka makanan pendamping tersebut menjadi kekayaan dan menambah kenikmatan penyantap.

Lebih lanjut, pria yang juga penulis buku Keplek Ilat tersebut mengungkapkan Soto Seger Boyolali kemudian juga mampu berekspansi ke Solo.

Advertisement

“Jadi bisa berekspansi ke kota, kalau dalam pengertian sejarah kewilayahan, Boyolali itu daerah Kabupaten. Kemudian mampu berekspansi ke Kota Solo, mampu juga berkompetisi dengan soto berlatar wilayah lain seperti Soto Lamongan, Soto Betawi, dan sebagainya,” ujar dia.

Heri menyebut Kota Solo sebagai laboratorium bagi para pengusaha yang ingin menjajakan makanannya. Menurut dia, ketika makanan dari luar Solo dapat berekspansi ke Kota Bengawan dan ramai. Itu berarti makanan tersebut akan mudah diterima di daerah mana pun.

“Karena Solo itu istilahnya keplek ilatnya sudah teruji, Solo sebagai surga kuliner, sebagai Kota Keplek Ilat atau memanjakan lidah itu sudah teruji,” ujarnya.

Menurut dia, keramaian sajian makanan di Soto Segar Boyolali diterima masyarakat dengan bahagia. Heri menambahkan ada kalanya orang bersantap soto bukan karena mengincar makanannya akan tetapi pelengkapnya.

Advertisement

Pelengkap tersebut, seperti sundukan, pada akhirnya tak hanya menjadi sebatas pelengkap akan tetapi menjadi pendamping utama.

“Kalau tahu, tempe, bakwan, kan sudah banyak. Namun, aneka sundukan seperti kikil, paru, lalu ada babat. Nah, ini makanan penyumbang kolesterol yang justru digemari,” kata dia.

Sarana Nostalgia

Tak hanya untuk dimakan, Soto Seger Boyolali, menurut Heri, bisa menjadi sarana nostalgia. Dengan banyaknya ekspansi Soto Seger Boyolali ke daerah lain seperti Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain, Heri menganggapnya hal tersebut sebagai magnet tersendiri.

Advertisement

“Itu dapat menjadi magnet karena urusan makanan secara teoritis bukan hanya sekadar pelengkap atau pengenyang perut. Akan tetapi, itu bakal menjadi sarana nostalgia,” ujarnya.

Ia mencontohkan ketika ada perantau dari Boyolali di Jakarta, serta hidup dan berkeluarga di sana, maka ingatan dan kenangan tentang soto di wilayahnya bisa terobati.

“Kalau makan sekadar kenyang, makan apapun bisa kenyang. Akan tetapi ini masalah nostalgia,” jelasnya.

Tak hanya sarana nostalgia, Soto Seger Boyolali menegaskan identitas budaya daerah seperti asal muasal orang yang ingin makan.

Advertisement

“Itulah fungsi makanan dipandang dari sudut kebudayaan,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, pada saat Lebaran 2022, pengunjung warung Soto Segeer Mbok Giyem Boyolali membludak hingga ke emperan jalan.

Salah satu pengunjung yang merupakan pemudik dari Cimahi, Jawa Barat, ke Banyudono, Boyolali, Bowo, 50, mengatakan dia telah merencanakan saat kembali ke Boyolali akan pergi ke warung Soto Mbok Giyem.

“Di Cimahi enggak ada Soto Seger Mbok Giyem, adanya soto merk lain. Dari sana sudah angan-angan mau ke sini karena mengobati kangen karena dua tahun tidak mudik karena pandemi,” kata dia saat berbincang dengan Esposin, Selasa (3/5/2022).

Bowo bersama keluarganya kebagian tempat duduk di emperan, tapi ia memaklumi hal tersebut. Ia memilih makan di emperan dibandingkan harus mengantre dan menunggu makanan lama.

“Mau duduk di emperan atau di mana, kalau bersama keluarga di kampung halaman ya tetap nikmat. Soto di sini juga beda dengan yang di Cimahi,” kata dia.

Advertisement

Pemudik lain asal Semarang, Andika Dwi Wicaksono, 44, mengaku mampir Soto Seger Mbok Giyem adalah sebuah keharusan baginya ketika perjalanan mudik dari Semarang ke Jatinom, Klaten.

“Saya dari Semarang pukul 06.00 WIB pagi tadi, kemudian mampir ke sini dulu untuk makan soto. Ini sudah seperti tradisi wajib mandek di Soto Mbok Giyem,” kata dia.

Ia mengatakan di Semarang juga ada Soto Seger Mbok Giyem, akan tetapi ia merasa ada perbedaan kuah dan juga ia merasa lauk di warung Soto Seger Mbok Giyem Boyolali lebih banyak.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif