Langganan

Soal Komentar Paundrakarna, Lilik: Biar Saja, Enggak Perlu Ditanggapi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ika Yuniati  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 22 Januari 2022 - 16:25 WIB

ESPOS.ID - Paundrakarna Jiwanegara (Solopos - Dok)

Esposin, SOLO — Suksesi pemimpin Mangkunegaran mulai memanas saat Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, K.R.M.T. Lilik Priarso Tirtodiningrat, mengatakan calon Mangkunegara X (MN X) mengerucut pada G.P.H. Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, 24.

Pada Jumat (21/1/2022) siang akun Instagram @gphpaundrakarna1 menuliskan komentar panjang dalam postingan berita @Solopos_com. Akun yang terkonfirmasi milik G.P.H Paundrakarna tersebut mengkritik Bhre dan pernyataan Lilik. Hal itu ditambahi dengan komentar akun @Sukmawatisukarnoputri yang menyebutkan bahwa yang direstui oleh Almarhum Presiden Soekarno dan Mangkunegara VIII adalah G.P.H Paundrakarna.

Advertisement

Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, Lilik, saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Sabtu (22/1/2022), mengatakan sebagai abdi dalem dirinya tak berhak berkomentar. Sampai saat ini pihaknya tetap menunggu hasil musyawarah keluarga.

Baca Juga: Berharap Suksesi Damai di Pura Mangkunegaran Solo, Tanpa Polarisasi

Lilik mengaku tahu tentang komentar Paundra di Instagram @Solopos_com justru lewat berita di media massa. Ia mengatakan masyarakat tak perlu menanggapi pernyataan tersebut. “Biar saja, biar saja, Biar sakkarepe kono. Enggak perlu ditanggapi. Kita tidak punya kewenangan di situ,” terangnya.

Sebelumnya, Lilik mengatakan Pura Mangkunegaran masih memegang paugeran adat istiadat Kerajaan Mataram. Berdasarkan adat tersebut, ada beberapa syarat penerus. Pertama, penerus haruslah keturunan Mangkunegara IX.

Advertisement

Keturunan yang dimaksud haruslah laki-laki. Urutannya paling atas yakni laki-laki putra Prameswari atau Permaisuri. Selanjutnya, kalau Permaisuri tak memiliki putra laki-laki, barulah putra Garwa Ampil atau selir.

Baca Juga: Suksesi Mangkunegaran Memanas, Ini Kata Pemerhati Budaya Solo

“Putra setelah jumeneng. Kalau sekarang kan enggak ada [Garwa Ampil]. Kalau zaman dulu pasti ada Garwa Ampil, itu nanti anak laki-lakinya tertua juga,” terangnya

Hal itu kemudian diperkuat dengan Serat Paliatma karya Kandjeng gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IV. Dalam serat tersebut berisi wasiat tentang penerusnya.

Advertisement

Lilik menyebutkan isinya, yakni: Wahai anak-anakku, sewaktu aku masih jadi prajurit jangan punya mimpi jadi penerus MN V. Karena penerus Mangkunagara nanti adalah anak saya yang saat saya sudah Jumeneng.

“Ada juga di Serat Paliatma. Tradisi ini harus kita luruskan kembali,” kata Lilik.

Baca Juga: Suksesi Mangkunegaran Solo, Paundrakarna Sebut Bhre Boneka Ibunya

Sebelumnya, sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Susanto, berharap suksesi Praja Mangkunegaran nantinya berlangsung damai tanpa adanya polarisasi. Mengingat, posisi Pura Mangkunegaran sangat penting sebagai pusat kebudayaan.

Sampai hari ini sumbangan terbesar Pura Mangkunegaran terletak pada bidang kebudayaan. Pura Mangkunegaran menjadi satu-satunya sumber informasi soal kolonial.

“Info soal kolonial ada lengkap di Perpustakaan Mangkunegaran. Kalau sampai tidak ada yang mengelola atau hilang, publik akan terputus dengan sejarah masa lampau,” terangnya.

Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif