by Redaksi - Espos.id Solopos - Jumat, 12 Maret 2010 - 23:45 WIB
Solo (Espos)--Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggandeng budayawan, akademisi dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah (Jateng) untuk menyikapi persoalan polemik kanopi permanen Pasar Gede.
Di sisi lain, DPP sedang menggodok konsep penataan pasar kebanggaan wong Solo itu yang akan dilakukan akhir tahun 2010. Penjelasan tersebut disampaikan Kepala DPP, Subagiyo, saat ditemui Espos di kompleks Kantor DPP, Jumat (12/3).
"Kita lihat urgensinya kondisi bangunan. Nanti akan minta pandangan akademisi, budayawan, BP3 dan dinas-dinas terkait," ujarnya menjawab pertanyaan apakah kanopi akan dibongkar atau tidak.
Menurut dia, penyikapan terhadap persoalan kanopi Pasar Gede masuk dalam program makro penataan pasar yang pendanaannya akan diajukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Solo 2010. Namun Subagiyo menolak menyebutkan estimasi anggaran yang dibutuhkan dalam program yang menekankan pendekatan persuasif tersebut. Begitu juga saat ditanya apakah besaran dana mencapai Rp 1 miliar, mantan Kepala Satpol PP Solo itu menjawab bisa lebih atau bisa kurang.
Sedangkan poin krusial penataan pasar, Subagiyo mengungkapkan, mempertimbangkan kesesuaian dengan konsep tata ruang, estetika bangunan, ketertiban, lalu-lintas (Lalin), serta keindahan.
Untuk membahas program tersebut, DPP telah berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo. Menanggapi laporan Gabungan Pemuda Surakarta (Pusaka) terkait kanopi Pasar Gede ke Poltabes Solo, mantan Camat Jebres itu menyatakan akan menghormati proses hukum. Subagiyo mempersilakan Pusaka atau elemen lain masyarakat mengambil tindakan hukum bila dipandang perlu, terkait persoalan kanopi.
kur