by Cahyadi Kurniawan Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 19 Oktober 2017 - 18:35 WIB
Esposin, KLATEN -- Ojek berbasis aplikasi Teknojek kini hadir di Klaten. Saat ini ada sekitar tujuh driver atau pengendara aktif dari 20 pengendara yang terdaftar.
Masuknya Teknojek makin meramaikan layanan transportasi berbasis aplikasi online setelah sebelumnya Grab dan Gojek juga sudah beroperasi di wilayah ini. (Baca: Ojek Online Grab Bike Rambah Klaten)
Anggota Staf Trainer Teknojek, Pitut Saputra, 38, mengatakan ada beberapa perbedaan yang diusung Teknojek dibanding ojek aplikasi lain. Salah satunya adalah pelanggan bisa memesan layanan antar jemput tanpa aplikasi.
Anggota Staf Trainer Teknojek, Pitut Saputra, 38, mengatakan ada beberapa perbedaan yang diusung Teknojek dibanding ojek aplikasi lain. Salah satunya adalah pelanggan bisa memesan layanan antar jemput tanpa aplikasi.
Pelanggan bisa menyetop pengendara Teknojek di jalan. "Ini untuk menjembatani pelanggan yang tidak bisa menggunakan aplikasi. Nanti tinggal pindai barcode saja ke ponsel pengendara," ujar dia, saat ditemui Esposin di Delanggu, Kamis (19/10/2017).
Ia menerangkan dalam perekrutan pengendara Teknojek tidak melakukan pembatasan usia unit motor maupun pengendara. Calon pengendara cukup membawa SIM, STNK, SKCK, dan KK saat mendaftar.
Ia menilai respons masyarakat Klaten soal keberadaan Teknojek dinilai positif. Bahkan, pemilik outlet kuliner merasa lebih senang dengan pelayanan Teknojek sebab tidak dipungut biaya pendaftaran maupun pajak yang dibebankan kepada pemilik outlet.
"Selama ini juga tidak ada gesekan dengan ojek pangkalan. Kami menghormati zona merah larangan menarik penumpang. Ada juga pengemudi ojek pangkalan yang ikut Teknojek," terang Pitut.
Tarif jasa antar pelanggan, lanjut Pitut, sebesar Rp1.250 per kilometer (km). Tarif itu kini masih dalam pembahasan soal tarif minimum yang dibebankan kepada pelanggan. (Baca: Operasional Ojek Online bakal Dibatasi)
Salah satu opsinya adalah memberikan tarif perjalanan hingga 4 km senilai Rp5.000 atau 4 km senilai Rp10.000. "Kalau 8 km Rp10.000 sepertinya kemahalan. Apalagi jika perjalanan pelanggan tidak sampai 8 km. Kami usulkan 4 km Rp5.000 karena tarif ini masih terjangkau," beber dia.
Tak hanya itu, keanggotaan Teknojek memiliki sistem referal. Setiap anggota yang mendaftar melalui referensi anggota lain akan mendapatkan uang dengan jumlah tertentu.
"Misalnya, B mendaftar atas referal A. Maka A, akan mendapatkan Rp500 dari setiap order B selama 12 bulan. Kami juga memiliki sistem langganan sedangkan yang lain tidak," tutur Pitut.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Joko Suwanto, mengatakan Dishub belum mengetahui soal keberadaan Teknojek. Selama ini baru Gojek dan Grab Bike yang diketahui Dishub beroperasi di Klaten.
"Kami tidak bisa membatasi, menolak atau melarang ojek aplikasi. Kami akan mengundang penyelenggara ojek aplikasi dan forum lalu lintas soal rencana pembatasan radius zona merah," tutur Joko.