by Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Minggu, 19 Juli 2020 - 08:30 WIB
Esposin, SRAGEN -- Datangnya pandemi membuat sebagian besar pekerja seni kehilangan pekerjaan, tak terkecuali seniman di wilayah Sragen.
Para pekerja seni termasuk seniman Sragen kehilangan pekerjaan karena pemerintah masih melarang kegiatan yang mengundang kerumunan massa baik itu pesta pertunjukan atau hajatan.
Penjual Sapi Kurban di Sragen: Dulu Bisa Jual 200 Ekor, Sekarang Cuma 66 Ekor
“Selama pandemi tiga bulan ini, saya urip ya sak eneke [hidup apa adanya]. Punyanya uang Rp100.000 ya dibelanjakan segitu. Dari segi penghasilan jelas menurun drastis karena tidak ada tanggapan [undangan tampil],” terang Sriyanto Damen, pentolan Sanggar Seni Sedap Malam saat ditemui wartawan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Kamis (9/7/2020).
Meski nyaris tidak ada tanggapan, sebagian seniman tetap berkarya. Seniman di Sragen menayangkan karya pertunjukan mereka melalui akun Youtube.
Cerita Damkar Berjibaku Padamkan Kebakaran PT BATI Sragen: SDM Cukup Tapi Air Tak Ready
“Berkarya di Youtube sudah, tapi juga belum ada bayaran. Waktu Bulan Puasa lalu, saya malah jualan mercon. Hla mau bagaimana lagi, semua harus bisa jadi ladang penghasilan,” seloroh Sriyanto Damen.
Padahal, semua seniman di Sragen, kata Sriyanto Damen, siap diundang untuk menghibur tamu.
“Kecenderungan yang terjadi, hajatan itu dijadikan ladang bisnis oleh warga. Kalau mau hajatan, yang dipikirkan itu bagaimana caranya bisa untung. Sebenarnya kami siap diundang, tapi yang mau mengundang belum siap. Tamu yang diundang juga tidak siap datang,” kelakar Sriyanto Damen lagi.
Seniman teater Sragen, Ari Dayak, menambahkan terjadinya pandemi memaksa lahirnya kreativitas baru dari para seniman di Bumi Sukowati.
Kawanan Penipu Diringkus di Tol Sragen Coba Kelabui Petugas dengan Cara Ini
Menurutnya, sejumlah seniman tiba-tiba banyak yang mencoba peruntungan baru di bidang lain. Beberapa seniman di Sragen memilih jualan online, membuka warung hik, jualan alat musik dan lain-lain.“Kreativitas itu muncul tiba-tiba. Mereka [seniman] jualan apa pun yang bisa dijual karena memang tidak ada tanggapan,” ucap Ari Dayak.