Langganan

Sejarah Tugu Jati Bedug Wonogiri - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ponco Suseno  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 10 Juni 2022 - 13:45 WIB

ESPOS.ID - Tugu Jati Bedug Wonogiri. (Istimewa/Youtube channel Ardhiansah Rahmiyarno)

Esposin, WONOGIRI -- Tugu Jati Bedug berlokasi di tengah jalan Manyaran (Wonogiri)-Kelir (Sukoharjo). Tugu tersebut menjadi tapal batas antara kerajaan Mangkunegaran dan Kasultanan Yogyakarta.

Informasi tentang Tugu Jati Bedug telah beredar luas di media sosial (medsos). Salah satuya di Youtube. Channel Ardhiansah Rahmiyarno pernah mengupas tentang tugu tersebut berjudul Tugu Bersejarah, Perbatasan Wonogiri-Sukoharjo-Gunung Kidul Tugu Jati Bedug!!.

Advertisement

Video berdurasi delapan menit 23 detik itu diunggah 4 Oktober 2021. Saat ditengok Solopos,com, Jumat (10/6/2022) siang, video tersebut sudah ditonton 936 kali.

Dalam video tersebut, channel Ardhiansah Rahmiyarno, melakukan perjalanan dari Sukoharjo-Wonogiri. Tugu Jati Bedug dinilai banyak memiliki keunikan, seperti lokasinya yang berada di perbatasan tiga daerah (Sukoharjo-Wonogiri-Gunungkidul). Letak tugu pun disebut tidak lazim karena berada di tengah jalan.

Advertisement

Dalam video tersebut, channel Ardhiansah Rahmiyarno, melakukan perjalanan dari Sukoharjo-Wonogiri. Tugu Jati Bedug dinilai banyak memiliki keunikan, seperti lokasinya yang berada di perbatasan tiga daerah (Sukoharjo-Wonogiri-Gunungkidul). Letak tugu pun disebut tidak lazim karena berada di tengah jalan.

Video tersebut memperoleh beberapa komentar. Di antaranya dikomentari channel Ade Panorama.

Baca Juga: Jejak Gunung Api Purba Gajahmungkur di Selogiri Wonogiri, Masih Aktif?

Advertisement

Channel Gangsil TV juga turut memberikan komentar.

"Waaahh, informatif banget mas serasa ndelok tv, tetep tak subrekk pokoke," katanya.

Disamping itu masih ada beberapa channel lainnya yang turut memberikan komentar terhadap video channel Ardhiansah Rahmiyarno.

Advertisement

Baca Juga: Inilah Keistimewaan Wonogiri, Ternyata Daerah Super Kaya di Soloraya

Esposin sendiri pernah mengupas Tugu Jati Bedug Wonogiri, 27 Juli 2019. Tugu Jati Bedug berada di tiga batas wilayah administratif sekaligus, yakni Kabupaten Wonogiri di timur tugu, Kabupaten Gunung Kidul di barat tugu, dan Kabupaten Sukoharjo di utara tugu.

Kisah penamaan Jati Bedug diyakini berasal dari sebuah cerita pada masa muda Mangkunegara I alias RM Said. Hal itu diungkapkan Hadi Wiyono, 57, saat berbincang dengan Esposin di rumahnya yang berjarak 20 meter dari tugu itu. Rumah Hadi masih masuk wilayah Wonogiri yakni Dusun Munggur Jatibedug, Kelurahan Kepuhsari, Manyaran.

Advertisement

Menurut Hadi, dalam perjalanan pulang menembus terik mentari seusai berguru kepada seseorang di daerah Tapan dan Banyubiru, RM Said istirahat di hutan. Ia tiduran sementara tangannya menggenggam janggleng atau biji pohon jati. Saking lelahnya, RM Said pun tertidur.

“Begitu bangun, janggleng itu malah bertunas. Maka ditanamlah biji itu hingga tumbuh pohon jati besar berdiameter sekita empat meter waktu itu,” kata Hadi.

Baca Juga: Wonogiri Simpan 1,5 Juta Ton Emas, di Mana Lokasinya?

Pohon jati tumbang sendirinya. Lalu, oleh Belanda, di lokasi itu dibangun tugu batas wilayah. Hadi tidak tahu persis kapan tahun dibangunnya tugu. Namun, menurut cerita yang diterima dari kakek dan ayahnya, pada saat pembangunan tugu itu dua raja, yakni dari Mangkunegaran dan Kesultanan Yogyakarta turut hadir.

“Di lokasi jati itu dibikin tetenger atau monumen petilasan yang hingga kini masih ditemui bentuknya yakni tugu. Dulu, di sekitar sini semua hutan. Baru dibuka jalan setelah merdeka dan mulai diaspal pada 80-an,” imbuh dia, ditemani istrinya Sutarni.

Keunikan Tugu Jati Bedug, di antaranya konon tak dapat dirobohkan. Sejumlah upaya pemugaran hingga perobohan selalu gagal dengan sejumlah cerita di luar nalar. Kondisi yang tak pernah berubah itulah tak jarang tugu itu dipakai sebagai landmark, khususnya para sopir travel dan bus dari luar Jawa saat mau melintasi kawasan tersebut. Mereka menyebutnya dengan tugu kuno atau tugu hitam.

Keunikan lainnya, tugu di zaman dahulu enggak bisa difoto. Sejumlah fotografer berusaha memotret tugu itu. Namun, tak ada yang berhasil. Ia tak tahu alasannya. Yang pasti, gambar yang dihasilkan pasti kabur atau seperti tertutup asap. Hasil jepretan kamera baru dapat dilihat sekitar satu dekade terakhir.

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif