Langganan

Sejarah Solo: Saat Keraton Pindah 1745, Amerika Masih Koloni Inggris - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Suharsih  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 1 Februari 2022 - 15:26 WIB

ESPOS.ID - Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kota Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Esposin, SOLO -- Kota Solo akan genap berusia 277 tahun pada 17 Februari 2022 mendatang. Usia yang cukup tua untuk sebuah kota. Bahkan usia Kota Solo 31 tahun lebih tua daripada Amerika Serikat yang pada 4 Juli 2022 nanti genap 246 tahun.

Advertisement

Saat ibu kota Kasultanan Mataram pindah dari Kartasura ke Desa Sala yang menjadi tonggak berdirinya Kota Solo pada 1745 lalu, Amerika masih berupa koloni-koloni para pendatang dari Eropa khususnya Inggris.

Total ada 13 koloni Inggris yang terbentuk mulai dari Virginia pada 1607 dan terakhir Georgia pada tahun 1732. Mereka mendeklarasikan kemerdekaan dari Inggris pada 4 Juli 1776 setelah mengalahkan Inggris dalam perang Revolusi Amerika. Koloni-koloni itu kemudian membentuk United States of Amerika atau Amerika Serikat.

Advertisement

Total ada 13 koloni Inggris yang terbentuk mulai dari Virginia pada 1607 dan terakhir Georgia pada tahun 1732. Mereka mendeklarasikan kemerdekaan dari Inggris pada 4 Juli 1776 setelah mengalahkan Inggris dalam perang Revolusi Amerika. Koloni-koloni itu kemudian membentuk United States of Amerika atau Amerika Serikat.

Baca Juga: Solo Pernah Jadi Jantung Pulau Jawa, Begini Cerita Sejarahnya!

Pada tahun yang sama dengan lahirnya Kota Solo, 1745, sejarah di Inggris Raya mencatat terjadinya pemberontakan Jacobite yang berlangsung mulai 19 Agustus 1745 hingga 20 April 1746.

Advertisement

Baca Juga: Cerita Boyongan Keraton Mataram dari Kartasura ke Solo

Di Kerajaan Mataram, pada 1740, sejarah mencatat terjadinya ontran-ontran atau geger pecinan di Keraton Kartasura yang menjadi awal mula sejarah lahirnya Kota Solo. Dalam ontran-ontran itu, penguasa Keraton Kartasura saat itu yakni Paku Buwono (PB) II sempat terusir sampai ke Ponorogo.

Keraton Kartasura kemudian dikuasai RM Garendi yang merupakan cucu Amangkurat III (penguasa di Keraton Kartasura periode 1702-1705). RM Garendi yang berjuluk Sunan Kuning dinobatkan menjadi raja dengan gelar Amangkurat V pada 1742. Namun kekuasaan Amangkurat V tidak bertahan lama.

Advertisement

Pada akhir tahun yang sama, PB II dengan bantuan VOC dan Laskar Madura pimpinan Cakraningrat berhasil kembali merebut takhta. RM Garendi terusir dan lari lalu tertangkap di Jakarta. Ia kemudian diasingkan ke Sri Lanka.

Baca Juga: Asal Usul Keraton Solo, dari Kartasura Rusak Jadi Surakarta

Geger Pecinan

Cerita mengenai geger pecinan di Keraton Kartasura ini dituangkan oleh RM Daradjadi yang juga kerabat Mangkunegaran Solo dalam bukunya Geger Pecinan (terbit pada 2013). Diceritakan bahwa kondisi Keraton Kartasura hancur akibat geger Pecinan tersebut membuat PB II memutuskan mencari lokasi baru untuk membangun keraton.

PB II mengutus satu tim untuk mencari lokasi yang cocok. Dari hasil penelusuran tim, ada beberapa pilihan lokasi untuk pembangunan Keraton Solo, yakni Desa Kadipala, Desa Sala, dan Desa Sana Sewu. Kala itu, PB II memilih Desa Sala yang letaknya dekat Sungai Bengawan Solo sebagai tempat pembangunan keraton baru.

Advertisement

Baca Juga: 5 Makanan Khas Solo Ini Ternyata Warisan Tionghoa

Tidak diketahui secara pasti berapa lama proses pembangunan keraton yang kini menjadi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu di wilayah Pasar Kliwon, Solo, itu. Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh Esposin, keraton baru itu mulai ditempati keluarga Kerajaan Mataram pada 17 Februari 1745.

Pada masa itu, PB II menggelar kirab besar-besaran saat boyongana ke keraton baru di Desa Sala. Keraton baru tersebut diberi nama Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan 17 Februari diperingati sebagai Hari Jadi Kota Solo.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif